Mohon tunggu...
Haendy B
Haendy B Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, Football Anthutsias

mengamati dan menulis walau bukan seorang yang "ahli" | Footballism

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Politik Penyelamatan Persija dan Kesenjangan Dunia Olahraga Indonesia

20 Maret 2018   22:54 Diperbarui: 20 Maret 2018   23:34 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mungkin sedang keselip lidah atau ini hal pahit sesungguhnya ketika pembangunan stadion Persija diserahkan swasta. Hal ini berarti tidak ada pembangunan stadion baru untuk Persija oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta. 

Fakta bila Persija memiliki seperti stadion yang digadang-gadang sekelas Old Trafford sepertinya tinggal mimpi. Kini Persija cendrung untuk kehilangan rumah sebagai tempat menggelar pertandingan usai stadion GBK akan dikhususkan untuk persiapan untuk Asian Games 2108. Yang berarti pula nomaden akan menjadi bagian untuk Persija dimusim liga 1 2018 nanti. Entahlah sepertinya Persija tak bosan untuk berkelana.

Pasca juara piala presiden 2018, Persija masih berusaha mencari rumah terbaik, imbas dari terlambatnya pembangunan berarti stadion yang benar akan menjadi rumah tetap masih jauh dari harapan, tapi jika melihat bagaimana komposisi saham Persija, berdasarkan laporan Tirto.id sepertinya bisa dipahami kenapa tiba-tiba Pemerintahan Provinsi DKI balik kanan dari usaha membangun stadion baru Persija.

PT PERSIJA INDONESIA HEBAT

Komposisi terbaru saham PT Persija Jaya Jakarta(pemilik Persija) bisa dilihat yakni 80 % dimiliki oleh PT Jakarta Indonesia Hebat, 15 % PT Jakarta Hebat dan 5% milik Yayasan Persija Muda. Nama belakang PT Jakarta Indonesia Hebat yang sama dengan Koalisi Indonesia Hebat pendukung pemerintah mungkin tak cuma kebetulan belaka, jika ada faktor presiden Jokowi yang disangkut pautkan pun tak dapat dielakkan, upaya penyelamatan Persija dimana saat tahun 2017 yang lalu Persija memiliki utang hingga 90 milyar dengan tiba-tiba datang seorang investor dan menempatkan Gede Widiade sebagai direktur. 

Walaupun sebelumnya wacana takeoverpemerintah provinsi DKI Jakarta lewat Badan Usaha Milik Daerah bernama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) pada 2015 gagal akibat beban utang masa lampau. Gubernur Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama, enggan ambil risiko yang akan berakibat negatif kedepannya. Akibatnya Persija kesulitan mencari pemodal.

Pun ditelisik lebih jauh oleh Tirto.id muncul juga nama Joko Driyono (Wakil Ketua Umum PSSI) sebagai penguasa saham PT Jakarta Indonesia Hebat sebesar 95 %. Salah seorang petinggi Jakmania menurut Tirto.id juga yang minta namanya disamarkan mengatakan bahwa Jokowi mempunyai utang budi kepada Jakmania. Ia mengungkap ada perjanjian politik tak tertulis antara Timses Jokowi dan Jakmania saat Pilpres lalu. 

Saat masa kampanye, timses Jokowi memakai Sutiyoso, yang juga ketua umum PKPI, untuk melobi Jakmania. Sebagai mantan Gubernur Jakarta dan penyokong Jakmania, Sutiyoso termasuk sosok yang disegani oleh para suporter. Ia mengatakan Jakmania "turut andil" memenangkan pasangan Jokowi-JK di DKI Jakarta. Pada 2014, Jokowi-JK menang 53 persen, berbanding 47 persen dari pasangan Prabowo-Hatta.

komposisi saham Persija (tirto.id)
komposisi saham Persija (tirto.id)
Mungkin jika dirunut dari gagalnya pembangunan stadion baru Persija oleh pemerintah provinsi DKI dan juga larangan bagi Gubernur Jakarta Anies Baswedan untuk ikut menyerahkan piala pada Persija di podium piala presiden 2018 bisa "dimengerti", walaupun penyelenggara sudah meminta maaf akibat dari tidak memasukkan nama gubernur kepada rombongan penyerahan piala, tapi jika dianalisa lebih jauh mungkin karena gubernur saat ini tak ikut dalam penyelamatan Persija disaat kritisnya yaitu saat awal liga 1.

Persija menjadi simbol sepakbola nasional  bersama berbagai macam klub era perserikatan.  Upaya untuk penyelamatan Persija harusnya juga  menyentuh segala macam olahraga bukan hanya sepakbola. Mengingat banyak panji untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia dipentas internasional. 

Ada acara multi event, seperti Sea Games, Asian Games, dan Olimpiade yang dapat menjadi ajang untuk menaikkan gengsi negara, bukan hanya sepakbola tapi menafikan sepakbola pun kesalahan yang tiada duanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun