Mohon tunggu...
Muhammad Haekal Rafif
Muhammad Haekal Rafif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Politik UIN Jakarta

a political student who wants to know more about the realities of the world.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Polemik Macron dan Negara-Negara Berpenduduk Mayoritas Muslim

21 Desember 2021   10:30 Diperbarui: 22 Desember 2021   12:30 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 (Sampul depan dari Charlie Hebdo tentang Erdogan, Presiden Turki)

Beberapa waktu ke belakang kita disuguhkan berita yang cukup menggemparkan, tidak hanya di Indonesia tetapi di dunia. Dan semua tertuju ke salah satu negara eropa yaitu Perancis. Perancis dianggap menghina tokoh suci agama Islam yaitu nabi Muhammad. Dari situ banyak serangan ditunjukan kepada Perancis terutama kepada presiden Macron. 

Seperti konflik pada umumnya terdapat dua pihak yang pro dan kontra. Dan yang paling vokal menentang Macron adalah Erdogan presiden dari negara Turki, tak hanya itu mayoritas negara timur tengah yang berpenduduk muslim pun ikut menentang dan berdiri bersama Erdogan. Salah satu hal yang dilakukan oleh pihak yang menentang adalah boikot produk dari Perancis yang tujuannya mempengaruhi ekonomi Perancis. 

Statement yang dikeluarkan oleh Erdogan pun cukup keras kepada Macron, ia berkata Macron butuh perawatan mental. Nah sebelum dilanjutkan ke pembahasannya, saya akan membedah persoalan awal dari konflik ini. 

Jadi, persoalan ini dimulai dari karikatur nabi Muhammad yang dibuat oleh salah satu media Perancis, yaitu Charlie Hebdo. Sebenarnya media ini memang media satir,dan latar belakang dari media ini diisi oleh orang orang atheis yang tidak mempunyai empati, saya mendapat informasi ini setelah berdiskusi dengan. orang yang pernah tinggal di negara Francophone (Negara berbahasa Perancis). 

Nah dari situ saya mendapat informasi bahwa media ini memang sudah biasa membuat komik atau karikatur sartir berbau sex. Dan media ini tidak hanya menyerang salah satu agama yang dianggap publik yaitu agama Islam tetapi memang dari dulu media ini menyerang siapapun tanpa pandang bulu, agama, tokoh politik dan lain lain. 

Salah satu contohnya saya pernah melihat karikatur tokoh agama Nasrani yaitu Yesus. Di karikatur tersebut Yesus digambarkan dengan hal hal berbau sex, tidak hanya tokoh agama bahkan presiden Perancis pun sering dijadikan karikatur berbau sex salah satunya Macron itu sendiri. Dia pernah digambarkan bersama istrinya didalam kamar tanpa busana dan bagian penis dari Macron diganti Piala Dunia, setelah Timnas sepakbola Perancis menjadi Juara Piala Dunia 2018 di Rusia. Trump dan Erdogan pun pernah dibuat karikatur berbau sex oleh Charlie Hebdo.

Masalah muncul setelah ada murid yang membunuh gurunya setelah di kelas saat pelajaran berlangsung sang guru(non Islam) yang bernama Samuel Patty, ia ingin memberikan pandangan tentang kebebasan dan sang guru memberikan contoh karikatur nabi Muhammad yang di buat oleh Charlie Hebdo, seperti yang kita ketahui dalam agama Islam sendiri bahwa nabi Muhammad tidak boleh digambarkan wujudnya. 

Nah si murid ini adalah murid beragama Islam dan tak terima gurunya menampilkan karikatur nabi Muhammad dikelasnya. Dan beberapa waktu berlalu sang guru dibunuh oleh muridnya. Disini muncul masalah, pemerintah Perancis memihak kepada Samuel Patty yang notabene nya orang yang menampilkan karikatur nabi Muhammad. Disitu muncul konflik dan pertentangan dari umat muslim seluruh dunia,terutama erdogan yang mengecam sikap Macron. 

Dari sudut pandang kontra memang yang dilakukan oleh Majalah Hebdo adalah sesuatu yang salah, karena memang di agama Islam ada peraturan bahwa tidak boleh membuat gambar atau membuat karikatur yang menggambarkan Rasullullah SAW. Dan di pihak pro, mereka salut terhadap negara Perancis yang tetap mempertahankan sekularisme mereka meskipun mendapat tekanan dari pihak-pihak yang berlatar belakang Islam. 

Ya memang masalah ini kompleks karena di satu sisi jika Perancis membubarkan atau melarang Hebdo sekularisme yang mereka anut akan terasa omong kosong, di sisi lain jika mereka tetap membiarkan Hebdo untuk tetap eksis, negara Perancis dan Macron yang mendapat tekanan dari pihak-pihak negara yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun