Mohon tunggu...
Anthy ARCHI
Anthy ARCHI Mohon Tunggu... -

Saya, saya tonji

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ketidakjujuran

23 Desember 2011   05:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:52 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kejujuran sejatinya merupakan sendi nilai kebenaran. Apakah jadinya bila nilai kejujuran tercampakkan dari kehidupan kita ?

Mungkin anda pernah menghadapi orang yang tidak jujur? Kalau anda mengerti bahwa orang yang anda hadapi tidak jujur, berarti orang tersebut tidak pandai mengelabui orang sehingga anda tahu ketidakjujurannya.

Betapa menderitanya jiwa ini karna menerima kenyataan yang ada, marah, jengkel, pedih, sebal, dan lain-lainlah yang merasuk dalam sanubari sehingga perasaan negatiflah yang timbul. Kadang kala sampai menimbulkan sakit hati yang berkepanjangan,

sebenarnya bukan soal kebohongannya, Namun justru soal bagaimanakah sikap kita dalam menghadapinya apabila kita mengetahuinya bahwa kita telah dibohongi. Kalau kita mengetahuinya, kita dapat saja memilih untuk jengkel, sebal, sakit hati atau dendam berkepanjangan.

Betapa indanya, jikalau kejujuran dan berjiwa besar untuk mengakui ketidakbenaran yang terjadi didepan mata setiap saat dan Jangan sampai kesalahan ditutupi lagi dengan kesalahan.

Caranya tutuplah keburukannya dengan kebaikannya yang pernah ia lakukan kepada kita atau ingat-ingatlah kebaikannya, sehingga dapat menghilangkan atau dapat menutupi kejahatannnya. Apabila hal itu dibiasakan pada diri kita, maka kasih sayang kita kepada sesama hidup tidak pernah surut.

Mengetahui atau tidak mengetahui apakah dia lagi bohong ataukah dia lagi jujur, sebaiknya kita tetap mencintainya, menghormatinya, dan persatukanlah diri kita dengan penuh kasih, oleh karena ia adalah bagian dari kita.

Kalau saya pribadi, kutak butuh bukti kebenaran karna itu dapat dimanipulasi yang saya butuhkan adalah kejujuran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun