Mohon tunggu...
Moh. Hadori
Moh. Hadori Mohon Tunggu... Jurnalis - Deewee Institute

Dimana bumi kita pijak, hidup manfaat luas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Apa dengan Agama?

21 Maret 2020   21:16 Diperbarui: 11 Mei 2020   09:42 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan suatu hal yang baru jika agama kini hanya sebatas ritual religius belaka, walaupun sebenarnya status dan predikat agama jauh lebih tinggi daripada itu.

Agama yang kita anut saat ini lebih cenderung pada status quo yang mengagung agungkan kekuasaan dan kaum² elit daripada hakikat agama itu sendiri yaitu agama sebagai pembebas dan penegak keadilan.

Sebagaimana kasus yang terjadi di iran dulu, negara yang dipimpin oleh syah ini melakukan transformasi besar besaran dalam bidang pembangunan yang bertujua untuk memajukan perekonomian negara namun nyatanya pembangunan itu hanya berpihak dan diperuntukkan pada golongan² elit saja, yang berkuasa dialah raja, tanpa melihat golongan² lemah yang tertindas.

Akibatnya mereka yang hidup sengsara di bagian desa dan pinggiran merantau ke kota dengan maksud merubah nasip, namun yang terjadi malah mereka semakin terpuruk dan sengsara menyaksikan mereka yang berkuasa korupsi meraja lela.

Jika dikaitkan dengan negara indonesia, apakah Indonesia sama halnya dengan iran? saya rasa kalian tahu jawabannya seperti apa, apalagi saat ini banyak masyarakat lemah yang merasa tertindas dengan yang akan di bentuknya peraturan atau undang-undang baru(omnibus law/cilaka) yang tujuannya sama dengan transformasi yang dilakukan oleh syah di iran.

Pertanyaannya sekarang!! Jika undang-undang yang akan dibentuk ini ditujukan demi memperbaiki perekonomian di indonesia, kemajuan ekonomi untuk siapa undang-undang cilaka ini akan dibuat? Untuk masyarakat lemah kah atau untuk mereka yang duduk santai menyaksikan masyarakat yang tertindas?

Agama Sudah benar-benar kehilangan semangat religiusnya, yang seharusnya agama hadir sebagai pembebas penindasan dan penegak keadilan namun sekarang agama hanya dikenal sebagai ritual² keagamaan yang sama sekali menambah penderitaan rakyat jelata.

Tuhan memang maha kuasa, namun tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga kamu itu mau merubahnya sendiri, artinya tuhan hanya memberikan jalan dan untuk meniti jalan itu tergantung bagaimana kita mau apa tidak meniti jalan itu. Jika manusia hanya pasrah pada tuhan makasama halnya manusia pasrah menerima nasibnya sebagai masyarakat tertindas

Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik, bukan negara tirani yang seenaknya menindas rakyat jelata, tugas pemerintah adalah menjamin kesejahteraan rakyat dan itu sudah tertera jelas dalam undang undang republik indonesia.

Jika begini adanya, maka pemerintah gagal menjalankan tugasnya untuk mensejahterakan rakyat, dan kalian? Apakah kalian akan diam saja melihat negara kalian terpuruk, apakah kalian akan diam saja melihat saudara kalian tertindas dan terpuruk?

Kepal tangan kalian dan majulah kemuka, lawan ketidak adilan dan penindasan dan kembalikan nilai nilai agama yang telah hilang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun