Literasi dalam Islam memiliki kedudukan khusus. Wahyu pertama turun adalah lima ayat pertama surat al-'Alaq. Ayat pertamanya adalah perintah membaca dengan nama Allah. Â Wahyu pertama diturunkan kepada Nabi saw saat beliau berkontemplasi di Gua Hira ini menandakan bahwa Islam menaruh perhatian tinggi terhadap literasi.Â
Bukan saja karena merupakan wahyu pertama yang berarti menjadi utama, tetapi juga karena wahyu tersebut berbentuk perintah (iqra yang berarti bacalah) yang harus dilaksanakan. Kaidah hukum Islam mengatakan 'perintah itu menunjukkan kewajiban (mengerjakannya) (al-amr li al-wujub). Umat Islam sejak dini didorong berliterasi membaca. Rajin membaca, baik dalam arti 'sempit' berupa membaca aksara, maupun dalam arti 'luas' berupa membaca dunia nyata.
Jika literasi identik dengan membaca, bagaimana dengan aktivitas 'menulis' yang juga merupakan bagian dari bangunan besar literasi. Apakah Islam menaruh perhatian tinggi dalam hal 'menulis'. Jawabnya 'iya'.
Jika dibuka Kamus Al-Qur'an, al-Mu'jam al-Mufahras li Alfaz al-Qur'an karya Muhammad 'Abd al-Baqiy, ditemukan dalam surat al-Baqarah ayat 282, ketentuan perintah menulis dalam hal muamalah seperti berjual beli, berhutang piutang, atau sewa menyewa, dan lain sebagainya. Tujuan perintah ini jelas adalah dalam rangka terpelihara/terjaganya harta. Tidak hilang karena tetap tercatat rapih.Â
"Hai orang-orang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya", demikian Allah memerintahkan.Â
Pada ayat di atas, tersebut kata fa 'ktubuh, yang dalam bahasa Arab merupakan kata perintah dan bermakna 'maka tulislah'. Jadi jelas, sejak dini juga umat Islam disupport untuk berliterasi menulis.
Literasi Islam juga terlihat dari meminjam dari gagasan Manna' al-Qatthan, seorang ulama ilmu-ilmu Al-Qur'an. Dalam bukunya Mabahits fi 'Ulum al-Qur'an, dia menjelaskan bahwa di antara banyak nama Al-Qur'an, maka dua nama terpenting adalah al-Qur'an sendiri yang maknanya adalah 'bacaan', dan kedua adalah al-Kitab yang berarti 'tulisan'.  Â
Literasi Islam pernah membuka jalan kemajuan Islam, khususnya tiga abad pertama hijriyah, di mana perkembangan ilmu demikian pesat, baik dalam bidang ilmu-ilmu agama, maupun ilmu-ilmu umum. Masa ini adalah masa keemasan Islam (al-'Ashr al-Dzahabiy). Banyak ulama yang muncul dan menghasilkan karya-karya penting yang tercatat dalam sejarah dan diakui sebagai sumbangsih nyata Islam terhadap peradaban dunia.Â
Semua bermula dari literasi : menulis dan membaca, membaca dan menulis.Â
Waallahu a'lam..
Â
Â