Mohon tunggu...
Syariefuddin Soeltan
Syariefuddin Soeltan Mohon Tunggu... lainnya -

menulis sesuatu yang bermanfaat buat orang lain dan terutama buat diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sepakbola dan Takhayul

8 Juli 2010   11:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:00 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Diskusi interaktif di salah satu radio siaran berita di Ibukota, semalam, mengupas tentang pertandingan sepakbola dikaitkan dengan berbagai mitos, takhayul dan cerita magis lainnya. Pembahasan ini juga terkait "ketepatan" Paul si Gurita yang sudah meramalkan kemenangan tim Spanyol sebelum berlaga melawan tim Jerman di babak semi final, Kamis, dinihari.

Heri Kiswanto, mantan pemain nasional yang seangkatan dengan Abdul Kadir dan Ronny Pattinansarani, menjadi narasumber dalam diskusi interaktif tersebut. Sebelum menjawab satu persatu para penelpon yang mengajukan pertanyaan di seputar topik diskusi, Heri Kiswanto menyatakan, sewaktu memperkuat tim nasional dalam berbagai event baik di dalam negeri maupun di tingkat Asean, dirinya memang mendengar dan mengetahui bahkan "terpaksa" ikut mempercayai ritual yang harus dipenuhi sebelum dan selama bermain. "Secara pribadi, saya tidak percaya dengan hal-hal yang berbau takhayul, tapi karena sudah jadi kebiasaan dan kepercayaan tim, ya saya ikut saja," katanya, sembari membenarkan dan mengiyakan, salah satu contoh ritual yang disebutkan oleh moderator diskusi yakni, dengan menaruh sebuah benda misalnya, telur yang dibungkus, di sekitar gawang, supaya tidak kebobolan gol tim lawan.

Menurut Heri Kiswanto, kemenangan suatu tim dalam pertandingan sepakbola atau cabang olahraga lainnya, bukan ditentukan oleh ritual, magis atau kepercayaan takhayul lainnya, melainkan oleh kemampuan teknis, strategi, kerjasama tim, stamina dan keunggulan fisik masing-masing pemain. Dia menambahkan, dirinya berkeyakinan bahwa keunggulan stamina, fisik, teknik dan strategilah yang akan mengantarkan suatu tim untuk bisa memenangkan pertandingan, tentu juga disertai doa karena  percaya akan kekuasaan Tuhan. "Namun demikian, faktor lucky atau  keberuntungan juga ikut mempengaruhi hasil pertandingan," ujarnya.

Mengenai warna kostum yang dijadikan mitos sebagai penentu kemenangan, Heri Kiswanto juga tegas membantahnya. Apalagi jika dikaitkan dengan kostum merah putih tim PSSI, yang disebut selalu kurang beruntung bila bertanding melawan tim negara lain sekali pun di tingkat Asean. Buktinya, kata Heri Kiswanto, "saya bersama kawan-kawan pernah menjuarai Sea Games juga pernah mengalahkan tim Thailand, yang ketika itu kami juga mengenakan kostum merah putih."

Sebagai mantan pemain nasional yang sarat dengan pengalaman bertanding di dalam dan luar negeri, Heri Kiswanto menilai, kekalahan Jerman dari Spanyol yang kemudian mengantarkan tim matador ini maju ke babak final piala dunia 2010 melawan Belanda, lebih kepada penampilan tim Panzer yang sudah tidak se-prima ketika bermain gemilang dan sekaligus berhasil menundukkan tim anak asuh Diego Maradona, Argentina. Menurutnya, puncak penampilan tim Jerman adalah pada pertandingan ini.

Sementara itu, dalam diskusi dengan sejumlah penelpon, Heri Kiswanto berkali-kali menyatakan ketidaksetujuannya dengan anggapan bahwa kemenangan tim dalam sebuah pertandingan khususnya di cabang olahraga sepakbola, ditentukan oleh ritual, takhayul atau kepercayaan tertentu apalagi faktor magis.

Terkait dengan kepercayaan tertentu yang diamalkan dalam pertandingan sepakbola, penulis juga pernah mendengar bahwa sejumlah kesebelasan di tanah air memang menggunakan jasa paranormal yang selalu "bertugas ikut menjaga gawang" setiap bertanding baik di kandang sendiri maupun di kandang lawan. "Penjaga gawang" ini bahkan mendapat fasilitas yang kurang lebih sama dengan yang diterima oleh para pemain. Sejauh mana keampuhan "dukun" seperti ini memang tidak ada keterangan dan penjelasan yang lebih lengkap.

Terlepas dari hal-hal tersebut, Heri Kiswanto masih punya keyakinan bahwa tim nasional PSSI bisa bangkit dan menunjukkan kejayaannya apabila dikelola dengan baik dan dengan latihan yang sungguh-sungguh, disiplin, pengetahuan teknis serta kesempatan latih tanding yang lebih banyak. Seorang penelpon bahkan merasa optimistis, pemain pilihan yang diseleksi dari masing-masing propinsi di seluruh tanah air akan menjadi tim yang tangguh, dengan syarat para pemain di karantina di satu tempat khusus. "Tak ada itu cerita takhayul yang bisa membuat tim sepakbola kita berjaya, kecuali dengan latihan ekstra keras dan juga yang terpenting, pemainnya bersikap rendah diri, bukan sebaliknya, sombong dan angkuh mentang-mentang sudah jadi pemain nasional," ujar penelpon tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun