Kepala Balai Besar Industri Hssil Perkwbunan (BBIHP) Makassar, Drs. Abd. Rachman Supu, mengatakan, dirinya telah mengusulkan agar BBIHP bukan hanya melayani hasil perkebunan, tetapi juga seluruh sumber daya alam (SDA).
Selain itu, sesuai dengan tupoksinya BBIHP juga siap melayani seluruh kawasan Indoneaia Bagian Timur. "Dengan demikian, tak perlu lagi jauh-jauh ke Pulau Jawa. Semuanya bisa ditangani di Malassar," ujar Abd. Rachman Supu (ARS), di Jakarta, Senin (29/2).
Sebelumnya, bersama ssjumlah pejabat eselon II lainnya di lingkungan Kementerian Perindustrian RI, ARS dilantik sebagai Kepala BBIHP Makassar. Pelantikan pejabat eselon II tersebut, merupakan hasil proses lelang atau seleksi pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama secara lebih terbuka, sesuai ketentuan UU Nomor 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
Menurut ARS, dirinya melontarkan usulan tentang kesiapan BBIHP, saat melakukan presentasi di depan Panitia Seleksi (Pansel) JPT Pratama, beberapa waktu lalu.
Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam sambutannya, mengatakan, melalui proses seleksi diharapkan pejabat yang terpilih adalah mereka yang cakap, memiliki kompetensi yang sesuai, kualifikasi pendidikan yang baik, rekam jejak yang bagus serts memiliki integritas yang tinggi.
Kepada para pejabat baru eselon II yang baru dilantik Menteri Saleh Husin berpesan, segera bekerja dan membuat langkah-langkah strategis sesuai dengan bidang masing-masing, ubah mindset  atau pola pikir bekerja ke arah yang positif, terus semangat dan berusaha mencari ide-iden baru yang inovatif demi peningkatan dan percepatan pertumbuhan industri, tingkatkan kompetensi dan profesionalisme agar mampu mengikuti dinamika perubahan global, pangkas hambatan birokrasi yang ada dan pastikan dunia usaha industri  mendapat pelayanan cepat dengan kualitas yang lebih tinggi.
Abd. Rachman Supu, kelahiran Mangali, Kabupaten Gowa, Sulsel, tanggal 2 Mei 1959, memulai karirnya sebagai ASN di Balai Penelitian Kimia, Makassar selepas bangku Sekolah Analis Kimia Makassar yang kemudian meneruskan di Akademi Teknologi Industri Makassar (ATIM), tahun 1980.
Â