Mohon tunggu...
Titik Hitam
Titik Hitam Mohon Tunggu... -

Aku hanya titik hitam yang ingin mewarnai, memberikan kemanfaatan untuk sesama, tak usah dipikir, aku hanya titik hitam . terima kasih Emak, spiritmu adalah hidupku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senjaku

2 Maret 2014   06:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:19 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senjaku begitu indah hari ini,

kelopak mata yang terhias anggun,

tatapan melesat ke dalam mataku,

senyum yang tak pernah pahit

secepat kilat mengajakku berimajinasi dan

menabuh genderang yang cukup keras disanubari.

Senjaku tak pernah berubah dan bergeser.

Ia tetap memberiku harapan dan untuk sebuah kata rindu,,,,

Tebasan angin menyadarkanku dari lamunan,

aku langsung beranjak dan mengabadikan sang senja sore itu digital sanubari,

kilauan awan disekeliling memberi penghias yang serasi.

“senja jangan engkau pernah terkontaminasi kepulan-kepulan polusi yang menjadi virus kota ini.” harapku

Aku masih tak beranjak dari bawah pohon keres, ah kopiku masih hangat.segera aku sruput dan menyalahkan korek api untuk menyulut rokok yang sudah dari tadi berada ditengah-tengah ruas jari kasarku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun