Mohon tunggu...
M Hadiputra Azhar
M Hadiputra Azhar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa biasa

Undergraduated Management Student

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cover Ibu Kota

10 Mei 2020   12:41 Diperbarui: 10 Mei 2020   12:45 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Holaaaaa, Assalamualaikum Warahmatullohi Wabarakatuh. Sebelum memulai membaca artikel yang Insyaallah ada manfaatnya sebaiknya kita ucapkan puji syukur kepada Tuhan yang maha esa yang telah memeberikan rahmat dan karunianya sehingga kita bisa menikmati indahnya alam ciptaan-nya.

JAKARTA….yap, siapa sih seorang warga negara Indonesia yang nggak tau nama kota tersebut???

Jakarta merupakan Ibukota dari negara kita tercinta yaitu negara Indonesia, pada zaman Belanda dulu dikenal dengan nama Sunda Kelapa ataupun Batavia. Jakarta dengan jumlah penduduk berjumlah 10.504.100 (tahun 2019) dan memiliki luas sekitar 661,52 km2. Jakarta kota metropolitan. Wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua di dunia. Kota ini juga menjadi tempat kedudukan lembaga-lembaga pemerintahan dan kantor sekretariat ASEAN. Sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaan, Jakarta merupakan tempat berdirinya kantor-kantor pusat BUMN, perusahaan swasta, dan perusahaan asing. Di dunia internasional Jakarta juga mempunyai julukan seperti J-Town, atau lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding New York City (Big Apple) di Indonesia.

Tak heran kalau banyak orang Indonesia yang berbondong-bondong dari berbagai pelosok daerah untuk hijrah ke Jakarta sehingga Kota Jakarta ini dihuni oleh Manusia Multi-Kultur dan Multi Status Social. Ini membuat kota Jakarta menjadi unik, sebab kota Jakarta bisa disebut miniature Indonesia karena memang Jakarta menampung jutaan penduduk indonesia yang memiliki berbagai macam suku dan agama yang berbeda-beda. Bahkan peruntungan penghuni Jakarta juga berbeda-beda pula sehingga membuat ada perbedaan status social antarwarga satu dan lainya apalagi banyak pejabat tinggi yang senang makan uang haram sehingga bisa kaya raya, ada artis yang penghasilannya luar biasa karena mampu memaksimalkan bakat music, olah vokal, acting dan aneka gaya goyang ngebor sampai goyang drible wkwk, ada sekelompok masyarakat menengah kebawah yang kerjanya sebagai tukang ojek, Cleaning service, orang kantoran, penjual, pekerja pabrik, supir taxi, angkot, kopaja, metromini dan bus yang setiap hari mengisi diary Jakarta bahkan sampai sekelompok unik dalam status social masyarakat karena menjadi Bandar narkoba, kepala gangster, rampok, jambret pencopet dan lain – lain.

Manusia sesuai dengan kodratnya adalah sebagai makhluk sosial, dimana satu sama lain butuh berinteraksi, idealnya seperti itu.  Lain halnya dengan kehidupan Jakarta atau lebih trend dengan kota metropolitan yang menawarkan segala macam kehidupan dari yang putih, abu abu, dan juga hitam semua ada disini, seperti dalam penggalan lirik lagu Lengggang Lenggok Jakarta “Ribuan mimpi-mimpi ada menggoda mereka, Jangankan cari Surga dunia, Neraka dunia pun ada” begitulah kira-kira. Tingginya intensitas dan kesibukan orang serta kemacetan di Jakarta menjadi alasan tak cukup waktu untuk saling berinteraksi, namun dengan teknologi komunikasi maka alasan itu sudah tak bisa lagi di debatable kan.

Jakarta memang menawarkan keindahan, juga mimpi yang membuai setiap orang, hingga tak heran jika setiap tahun angka atau jumlah urbanisasi ke Ibukota sangatlah tinggi, entah berapa saya tidak sempat mencari data statistiknya. Disini, di Ibukota ini bermacam macam orang dengan latar belakang dan karakter serta suku dan agama ada. Dari sabang sampai Merauke lah kira kira.

Kerasnya kehidupan di Jakarta membuat seseorang lebih individualis, namun bagi mereka yang tinggal di pinggiran Jakarta masih saja ada waktu untuk saling berinteraksi dan silaturahmi dengan warga dimana dia tinggal. Lain halnya dengan mereka yang tinggal di rumah rumah mewah, meski tak semua demikian namun mayoritas lah. Tinggal dalam satu RT tapi kadang juga gak kenal satu sama lain. SERIUS AMAT BOSSS WKWK santai bacanya….

Sekarang bahas yang unik lagi dari Jakartaku ini. Banjir, Bukan Jakarta namanya kalau tidak banjir. Hampir setiap tahun eh bukan hampir tapi pasti setiap tahun Jakarta mengalami kebanjiran, yang tinggal di pinggiran maupun yang tinggal di perumahan mewah pun merasakan banjir. Sudah beberapa kali ganti gubernur namun fenomena ini tetap tidak hilang dari wajah Jakarta. Tadi saya membaca di idntimes curah hujan tinggi bukan satu-satunya penyebab penyebab banjir Jakarta dan sekitarnya. Tidak ada penyebab tunggal banjir. Faktor-faktornya beragam, salah satunya adalah letak daerah yang dekat dengan sungai. Oleh karena itu, bermukim di daerah aliran sungai (DAS) memiliki risiko tinggi terkena banjir. Ketika terjadi hujan deras, air sungai akan berpotensi meluap ke pemukiman penduduk. Gak hanya banjir, risiko longsor pun memungkinkan terjadi. Kemudian Membuang sampah sembarangan, Kita telah diajarkan sedari dini bahwa membuang sampah sembarangan dapat menyebabkan banjir. It's true, karena sampah dapat menghalangi aliran air dan menyebabkan air sungai meluber. Kurangnya edukasi dan kepedulian terhadap lingkungan membuat masyarakat dengan abainya membuang sampah ke sungai. FYI, data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebut ada sekitar 7.000 ton sampah yang dibuang di Sungai Ciliwung setiap harinya. Dari 7.000 ton ini, hanya 75 persen sampah yang bisa diangkut. Bahkan, 180 ton sisanya mengendap dan mencemari sungai. Miris kann!!!. Dan yang paling penting Selain dari faktor-faktor di atas, perlu diingat bahwa sebagian besar banjir disebabkan oleh manusia. Banjir merupakan bencana alam yang bisa kita cegah dan minimalkan risikonya. Oleh karena itu, sudah semestinya kita bersama-sama menjaga agar tak terjadi lagi banjir di lingkungan kita.

 Oke, sekian artikel dari saya mohon maaf bila ada kesalahan karena manusia tidak ada yang sempurna dan kesempurnaan hanya milik sang pencipta. Semoga artikel ini bisa bermanfaat buat tema-teman kalau tidak juga tidak apa. Terakhir dari saya, dalam keadaan yang seperti sekarang ini saya berharap teman-teman tetap stay safe di rumah jangan kemana-mana, tetap taati aturan pemerintah dan terus selalu berdoa yang terbaik untuk kita, keluarga, dan untuk negara tercinta ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun