Mohon tunggu...
Mister Hadi
Mister Hadi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bagi Anda yang tinggal di Bogor/Depok dan sekitarnya dan ingin belajar privat Bahasa Inggris dengan saya, hubungi : 08561802478 (call/WA)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kasusnya Sama: Biaya Berobat Mahal...

21 Juli 2011   15:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:29 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1311276510882997721

Terapi rel di Rawa Buaya Cengkareng kian menarik perhatian banyak orang. Setiap hari ada saja orang baru yang mulai merebahkan dirinya di rel sebagai salah satu cara yang konon bisa menyembuhkan penyakit. (kompas) Kabar terapi di rel Rawa Buaya sepertinya sudah menyebar di masyarakat. Setiap hari ada saja yang datang untuk terapi. Terlebih mereka yang sudah lebih awal mencoba, mengakui khasiat dari aliran listrik di atas rel ini.(detiknews) Dulu sewaktu saya kecil saya masih ingat ada yang namanya daun mindi. Daun ini dipercaya bisa menyembuhkan penyakit apa saja. Entah benar atau tidak kehebohan daun mindi membuat orang beramai-ramai mencari daun itu yang konon hanya tumbuh di suatu daerah di Jawa Tengah. Tapi seiring dengan perjalanan waktu "kehebohan" itu hilang dengan sendirinya. Tidak ada yang tahu siapa yang mulai mempopulerkan daun mindi tersebut. Kita juga ingat beberapa tahun yang lalu ada seorang bocah bernama Ponari dengan batu ajaibnya. Konon batu itu bisa menyembuhkan penyakit apa saja jika dicelupkan kedalam air yang kemudian diminum. Setiap hari ribuan orang datang berdesak-desakan sambil membawa air, dan ponari yang digendong pekerjaanya hanya mencelup-celupkan batunya itu. Entah benar atau tidak khasiat batu itu tapi kita bisa mengambil kesimpulan bahwa orang kita masih cenderung ikut-ikutan dengan kehebohan yang belum teruji kebenarannya secara medis. Kalau bisa kita tarik kesimpulan bahwa setiap orang sebenarnya ingin berobat jika sakit, dan pengobatan itu ada medis dan non medis/alternatif. Masalahnya biaya pengobatan di negeri ini termasuk sangat mahal bagi sebagian rakyat. Sementara pemerintah sampai saat ini belum bisa memberikan layanan kesehatan gratis untuk rakyat tidak mampu. Sering kita dengar ada orang yang ditolak berobat karena tidak sanggup membayar perawatan. Banyak juga orang yang hanya dirawat di rumah oleh anggota keluarganya yang lain karena tidak mampu pergi ke rumah sakit. Nah pertanyaannya sekarang : kapan praktek berbaring di rel di daerah Rawa Buaya akan berakhir? Saya pikir tidak akan lama, begitu banyak orang yang mulai jenuh maka yang lainpun akan meninggalkan rel tersebut. Kasihan PT KAI seandinya semua rel digunakan untuk "kegiatan pengobatan gratis", mau lewat mana kereta?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun