Mohon tunggu...
Hadi Sastra
Hadi Sastra Mohon Tunggu... Dosen - Guru, Dosen, Penulis

Hadi Sastra, seorang Guru, Dosen, dan Penulis, tinggal di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Menyukai bidang sastra, bahasa, literasi, dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ampas Kopi Pak Kyai

5 Mei 2021   20:21 Diperbarui: 5 Mei 2021   20:20 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Yang menjadi masalah adalah, ada salah satu santriwan yang memiliki ide unik. Dengan alasan menambah berkah, dia mencampurkan abu puntung rokok Pak Kyai dengan ampas kopi. Anehnya, beberapa santriwan mengetahui, namun mereka kompak. Mereka diam. Mereka menikmati perpaduan dua jenis kesukaan Pak Kyai tersebut. Alhasil, ya... perut mereka memberontak. Dan, mereka bertujuh harus merasakan akibatnya; sakit perut luar biasa.

“Begitulah, Ustaz,” santriwan itu menutup ceritanya.

“Astagfirullahalazim, kalian kelewatan,” Ustaz Tholib geram. “Coba kalau kalian cerita dari awal, tidak begini jadinya. Tidak simpang siur beritanya. Bikin panik saja. Kalau orang tua kalian tahu bagaimana? Pasti pondok yang disalahkan.” Hadirin, selain empat santriwan, juga ikut geram.

“Siapa yang mencampurkan?” lanjut Ustaz Tholib.

Santriwan yang bercerita itu tertunduk. “Saya, Ustaz.”

“Ya Allah....” Ustaz Tholib tak bisa berkata apa-apa lagi. Dia segera bangkit dan berpesan kepada salah satu ustaz, “Tolong lanjutkan rapat ini. Saya mau menghadap Pak Kyai.”

Lima belas menit kemudian rapat ditutup. Ketujuh santriwan diinstruksikan menghadap Pak Kyai. Entah apa yang akan terjadi. Apa fatwa Pak Kyai nanti. Semua penasaran. Hadirin peserta rapat membubarkan diri, masuk asrama masing-masing.

***

            Hari keempat, tujuh santriwan masih bolak-balik ke kamar kecil. Hari kelima, mulai jarang ke kamar kecil. Hari keenam, mulai berkurang sakit perut mereka. Pas hari ketujuh --sesuai dengan jumlah mereka bertujuh-- mereka telah sembuh. Alhamdulillah. Ternyata Allah masih sayang terhadap mereka. Allah telah menyadarkan mereka. Mereka berjanji tak akan mengulangi lagi. Dan, berjanji tak akan berebut ampas kopi Pak Kyai lagi.©Hd

Catatan:

WC (bahasa Inggris), singkatan dari Water Closet, istilah lain dari toliet

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun