Mohon tunggu...
Hadi Sastra
Hadi Sastra Mohon Tunggu... Dosen - Guru, Dosen, Penulis

Hadi Sastra, seorang Guru, Dosen, dan Penulis, tinggal di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Menyukai bidang sastra, bahasa, literasi, dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ampas Kopi Pak Kyai

5 Mei 2021   20:21 Diperbarui: 5 Mei 2021   20:20 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak berapa lama, Ustaz Tholib datang menemui Pak Kyai. Mencium tangan Pak Kyai. “Nyuwun sewu, Kyai. Kyai memanggil saya?” ucapnya pelan, penuh hormat.

“Ustad Tholib tentu sudah tahu,” Pak Kyai langsung membuka pembicaraan, “yang terjadi dengan beberapa santriwan kita.”

“Nggih, Kyai.”

“Kenapa tidak ada yang lapor?”

Ustaz Tholib mulai grogi. “Belum, Kyai.”

“Kok?” Pak Kyai terlihat sangat serius.

“Sudah kami tangani, Kyai.”

“Sampai sejauh mana penanganannya? Coba jelaskan!”

“Nyuwun sewu, Kyai. Memang betul ada beberapa santriwan kita yang sakit perut. Sudah tiga hari. Tapi sudah kami tangani,” terang Ustaz Tholib berhati-hati.

“Kok masih mondar-mandir ke kamar kecil?”

Ustaz Tholib, yang diamanahkan sebagai Lurah Pondok, terdiam. Dia menyadari bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan santri selama berada di lingkungan pondok adalah menjadi tanggung jawabnya penuh. Dia merasa bersalah. Dia belum berani bersuara. Menunggu arahan Pak Kyai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun