Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Jarang Terjadi, Ganda Putra Indonesia Bertumbangan di Babak Awal Turnamen BWF, Ada Apa?

2 September 2022   07:57 Diperbarui: 2 September 2022   15:00 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda putra Indonesia, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya tak mampu melangkah jauh di Japan Open 2022| Dok Kompas.com/Garry Lotulung

Ini PR bagi Leo/Daniel. Bahwa, untuk masuk jajaran elit dunia, mereka harus tampil konsisten. Mereka juga harus jeli menghadapi lawan dengan gaya berbeda. Sebab, tidak semua lawan mau bermain terbuka menghadapi mereka yang memang terkenal doyan main bak bauk bak buk (baca: smash).

Hendra/Ahsan kelelahan?

Kabar pahit ganda putra Indonesia semakin lengkap setelah Hendra/Ahsan juga kalah dari ganda muda Tiongkok, Liang Wei Keng/Wang Chang 18-21, 16-21.

Bagi saya, kalahnya Hendra/Ahsan lebih karena mereka kelelahan usai tampil habis-habisan di Kejuaraan Dunia 2022 hingga tampil di final Minggu (28/8).

Sementara lawannya tidak ikut main di Kejuaraan Dunia. Apalagi, lawan juga sama-sama berusia 21 tahun. Karenanya, Hendra (38 tahun) dan Ahsan (34 tahun) kalah tenaga.

Untunglah, Fajar/Rian yang bermain terakhir, menjadi satu-satunya ganda putra Indonesia yang lolos ke perempat final usai menang rubber game atas ganda Thailand, Supak Jomkoh/Kittinupong Kedren 21-9, 17-21, 21-12.

Menariknya, di perempat final, Fajar/Rian akan menghadapi Liang Wei Keng/Wang Chang. Ini merupakan ulangan final Indonesia Masters 2022 Juni lalu. Kala itu, Fajar/Rian jadi juara lewat kemenangan 21-10, 21-17.

Harus diakui, Fajar/Rian memang ganda putra Indonesia yang penampilannya paling on fire di tahun ini. Selain Pramudya Kusumawardani/Yeremia Rambitan yang sayangnya Yere cedera.

Namun, PRnya Fajar/Rian adalah penampilan hebat mereka justru tidak keluar di Kejuaraan Besar (major tournament). Nyatanya, hingga kini, mereka belum pernah juara BWF World Tour di atas level Super 500. Meski, saya percaya selalu ada yang pertama. Siapa tahu di Japan Open ini.

Ah, semoga hasil pahit di Japan Open ini menjadi refleksi bagi ganda putra Indonesia untuk terus berbenah. Meski dunia mengakui, Indonesia tidak pernah kehabisan stok melahirkan ganda putra jempolan, tapi ingat, lawan-lawan juga terus berbenah. Salam bulu tangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun