Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

"Kalah Kelas", Tim Uber Indonesia Petik Ilmu Juara dari Jepang

13 Oktober 2021   08:08 Diperbarui: 13 Oktober 2021   08:10 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tunggal puri Indonesia, Putri Kusumawardani mendapatkan pelajaran berharga usai kalah dari Jepang, Selasa (13/10 malam/Foto: badmintonphoto/Kompas.com

Tim putri Indonesia mendapatkan pelajaran berharga dari tim Jepang di pertandingan terakhir penyisihan Grup A Piala Uber 2020 di Aarhus, Denmark, Selasa (13/10) malam.

Jepang yang merupakan juara Piala Uber 2018 saat mengalahkan Thailand 3-0 di final dan mengakhiri penantian juara keenam kali sejak tahun 1981, memberikan pelajaran kepada Indonesia tentang tutorial 'how to be a champion'. Ilmu juara.

Bahwa, bila tim putri Indonesia ingin kembali merasakan juara Piala Uber yang terakhir dirasakan tahun 1996, ikuti apa telah yang dilakukan Jepang.

Dan memang, tim pelatih Indonesia menganggap pertandingan melawan Jepang tadi malam sebagai kesempatan untuk menimba ilmu. Untuk mematangkan pemain.

Itu terlihat dari keputusan pelatih menurunkan mayoritas pemain muda dalam lima game yang memainkan tiga nomor tunggal putri dan dua nomor ganda putri tersebut.

Maklum, pertandingan tadi malam sudah tidak menentukan. Sebab, tim Uber Indonesia dan Jepang sudah memastikan lolos ke perempat final usai sama-sama meraih dua kemenangan atas Jerman dan Prancis di pertandingan sebelumnya.

Meresapi ilmu juara dari Jepang

Ya, pertandingan tim putri Indonesia melawan Jepang tadi malam 'hanya' memperebutkan siapa yang akan finish sebagai juara grup.

Nah, dengan memainkan anak-anak muda, Indonesia terlihat tidak terlalu ngoyo alias memaksakan diri untuk mengejar juara grup. Aspek menambah jam terbang pemain muda jadi pertimbangan utama.

Tim pelatih Indonesia juga memilih menyimpan tenaga pemain senior untuk perempat final. Karenanya, pasangan ganda putri peraih medali emas Olimpiade 2020, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu tidak ikut dimainkan.  Diistirahatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun