Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bersama Koeman, Barcelona Serasa Kembali ke "Era Kegelapan" 2000-2003

21 September 2021   08:04 Diperbarui: 21 September 2021   18:30 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerang Barcelona, Memphis Depay saat melawan Granada di Liga Spanyol  (21/9/2021). ANTARA/AFP/LLUIS GENE 

Barcelona bak kembali ke masa kegelapan

Hanya mampu bermain 1-1 melawan Granada di Camp Nou jelas menjadi hasil mengecewakan bagi pendukung Barcelona. Meski, hasil itu juga tidak terlalu mengejutkan bila merujuk penampilan Barca sebelumnya.

Kita masih ingat, pada tengah pekan lalu, Barcelona dihajar Bayern Munchen 0-3 di Camp Nou pada matchday I Liga Champions (16/9). Camp Nou yang dulu acapkali menjadi neraka bagi tim lawan, kini malah berubah menjadi taman yang nyaman bagi tamu Barcelona.

Yang parah dari kekalahan itu, Barcelona tidak mampu menghasilkan satu pun shots on target alias nol peluang tepat sasaran sepanjang pertandingan. Barcelona juga bermain dengan mengandalkan serangan balik. Publik lantas menyebut Barcelona kini tidak lagi sama.

Ya, kita yang terbiasa menyaksikan Barcelona bersama Messi, pasti akan mengernyitkan dahi ketika melihat permainan Barca sekarang. Apalagi bila membandingkan dengan era keemasan ketika Xavi Hendrandez dan Andres Iniesta menjadi maestro di lini tengah Barcelona.

Kini, Barcelona seperti kembali ke masa kegelapan mereka. Bukan masa sebelum Messi tampil. Tapi lebih jauh lagi, kembali ke masa sebelum kehadiran Ronaldinho di tahun 2003.

Barcelona pernah puasa gelar alias tidak mendapat gelar apapun sepanjang periode 2000 hingga 2003. Penampilan mereka di Liga Spanyol melempem.

Di musim 2000/01, Barcelona finish di peringkat 4 Liga Spanyol. Sepanjang musim, mereka kalah sembilan kali dan hanya menang 17 kali dari 35 pertandingan. Mereka tidak beranjak dari peringkat 4 di musim 2001/02.

Pelatih asal Belanda, Louis van Gaal yang pernah memberi gelar dua kali juara Liga Spanyol, sekali juara Copa del rey, dan juara Piala Super Eropa dalam rentang 1997-2000, sampai dipanggil kembali di musim 2002/03. Tapi, dia juga tidak mendapat apa-apa di periode keduanya.

Malah, di musim 2002/03, Barcelona terdampar di peringkat 6. Mereka kalah 12 kali dan hanya menang 15 kali dalam semusim. Poin 56 mereka terpaut cukup jauh dari Real Madrid yang juara dengan 78 poin.

Nah, selama 'era kegelapan' itu, Barcelona juga diperkuat beberapa pemain Belanda seperti Frank de Boer, Philip Cocu, Michael Reiziger, dan Patrick Kluivert. Termasuk penyerang asal Argentina, Javier Saviola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun