Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Gugup Kala Berbincang dengan Calon Mertua, Pakai "Jurus" Ini

18 September 2021   17:14 Diperbarui: 21 September 2021   00:42 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Berbincang dengan calon mertua ataupun mertua bisa menjadi momen menegangkan bagi sebagian orang/Foto: Shutterstock 

Berbincang santai dengan calon mertua ataupun mertua ternyata bisa menjadi momen yang justru menegangkan bagi sebagian orang. Bisa serasa mati gaya.

Malah, ada seorang kawan yang mengaku bila momen berbincang dengan calon mertua membuat dirinya merasa insecure. Bahkan, ada yang sudah menikah tetapi tetap merasa grogi bila mengobrol dengan mertua.

Alasannya karena gugup. Sesuai maknanya di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berbuat atau berkata dalam keadaan tidak tenang; gagap; sangat tergesa-gesa; bingung. 

Ya, merasa bingung untuk sekadar memulai obrolan. Ada rasa sungkan yang berlebihan. Atau bahkan cemas bila duduk berdua berdekatan tapi ternyata saling terdiam karena tidak tercipta komunikasi dua arah yang mengasyikkan.

Situasi seperti itu bisa terjadi karena tidak semua calon mertua itu senang membuka diri untuk berbincang dengan orang baru. Ada yang pendiam. Ada yang ingin diajak bicara dulu.

Apalagi bila hubungannya masih calon mertua dan calon menantu.

Kecemasan itu bisa menjadi berlipat. Merasa cemas bila karena sikap dan kemampuan dalam berbicara dengan orangtua, ternyata menjadi pertimbangan dan bisa berdampak pada restu terhadap hubungan yang sedang dijalani.

Nah, apakah sampeyan (Anda) pernah merasa seperti itu?

Saya mendadak teringat momen ketika dulu pertama kali mencoba membangun keakraban dengan calon mertua. Lebih tepatnya ayah mertua. Kala itu, kursi dan meja di teras rumah mertua menjadi saksinya.

Itu setelah akhir kemarin ada teman muda yang datang ke rumah. Dia lantas curhat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun