Fan Club Brugge seolah merasa klubnya tidak punya peluang untuk sekadar mendapatkan poin di rumahnya sendiri. Mereka mungkin datang hanya demi menyaksikan trio Mbappe-Neymar-Messi. Sembari meminta Messi memberi sedikit belas kasih.
Bukan tanpa alasan. Mereka jelas masih ingat kejadian di Liga Champions 2019/2020. Dua musim lalu, Club Brugge juga satu grup dengan PSG di Grup A.
Dan, ketika Club Brugge menjamu PSG di matchday III, mereka kalah telak 0-5. Mbappe mencetak hat-trick dan dua gol PSG lainnya dicetak oleh Mauro Icardi.
Lantas, mereka mungkin melakukan hitung-hitungan di atas kertas dengan logika sederhana. Ketika PSG belum ada Messi saja, Club Brugge kalah 0-5. Apa jadinya bila pemain terbaik dunia enam kali itu ikut bermain?
Namun, sepak bola bukan seperti matematika yang pasti ketika 3x3 = 9. Sepak bola tidak bisa diperlakukan seperti hitung-hitungan di atas kertas. Ada unsur di sepak bola yang tidak bisa diprediksi. Unsur bernama kejutan.
Dan, kejutan itulah yang terjadi dini hari tadi. Kala, Club Brugge menahan imbang PSG 1-1.
Memang, Pelatih PSG, Mauricio Pochetttino langsung memainkan trio Neymar-Mbappe-Messi sebagai starter. Tiga gelandang diisi Lucas Paredes, Giorginio Wijnaldum, dan Ander Herrera.
Di belakang ada kwartet, Marquinhos dan Presnel Kimpembe sebagai bek tengah dan Abdou Diallo juga Achraf Hakimi sebagai bek sayap. Gawang PSG dijaga Keylor Navas.
Messi tidak tampil dalam levelnya, dikartu kuning karena frustrasi
Yang terjadi, PSG ternyata tidak bermain se-dahsyat bayangan banyak orang. Memang, PSG unggul lebih dulu lewat gol Ander Herrera di menit ke-15 usai meneruskan umpan Mbappe.
Namun, di menit ke-27 Club Brugge menyamakan skor lewat gol Hans Vanaken. Menariknya, skema gol Brugge itu nyaris sama dengan gol PSG.