Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pelajaran dari Kalahnya Tottenham, Semua Bisa "Jatuh" Kapan Saja

12 September 2021   19:12 Diperbarui: 12 September 2021   19:42 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi pemain-pemain Tottenham Hotspur usai kalah telak di markas Crystal Palace, Sabtu (11/9)/Foto: Chloe Knott - Danehouse/Getty Images 

Apa yang terjadi dengan Tottenham?

Dari menengok review pertandingan, dari membaca statistik pertandingan, dan dari memantau situasi kekinian yang terjadi, ada beberapa analisis yang bisa dimunculkan.

Pertama, Tottenham bermain dengan 10 pemain sepanjang 32 menit terakhir setelah pemain bertahan mereka, Japhet Tanganga, mendapatkan kartu merah di menit ke-58.

Bek asli Inggris berusia 22 tahun ini sempat dipuji penampilannya saat melawan City. Namun, melawan Palace, Tanganga seperti kehilangan fokus. Dalam lima menit (menit ke-53 dan 58), dia mendapatkan kartu kuning beruntun.

Bermain dengan 10 pemain, Tottenham linglung. Palace mencetak tiga gol beruntun lewat penalti Wilfried Zaha di menit ke-76, dan dua gol Odsonne Edouard di menit ke-84 dan 93.

Kedua, Tottenham terkena FIFA effect alias dampak dari agenda FIFA yakni kualifikasi Piala Dunia 2022 yang dimainkan sepanjang pekan kemarin.

Maklum, cukup banyak pemain inti Tottenham yang turun bermain membela negaranya masing-masing. Di antaranya Harry Kane (Inggris), Pierre-Emile Hojbjerg (Denmark), Ben Davies (Wales), juga Hugo Lloris (Prancis). Tenaga mereka terkuras.

Ketiga, Tottenham tidak diperkuat Son Heung-Min dan Steven Bergwijn. Padahal, di laga sebelumnya, penyerang Timnas Korea Selatan dan pemain sayap asal Belanda itu menjadi pilihan utama Santo di lini depan.

Tanpa kehadiran mereka, Santo terpaksa mengubah skema main. Dari skema 4-3-3 menjadi 4-3-1-2. Harry Kane bermain bersama Lucas Moura dengan didukung Delle Ali.

Skema main ini tidak berjalan maksimal. Data statistik premierleague.com menunjukkan, sepanjang pertandingan, Tottenham hanya melakukan dua kali shots dan hanya satu yang on target. Bandingkan dengan Palace yang melakukan 18 kali shots.

Pelajaran dari kekalahan Spurs

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun