Tadi pagi, ada pemandangan berbeda yang saya lihat di jalan kala mengantar istri berbelanja ke tukang sayur langganannya. Kami berpapasan dengan beberapa pelajar berseragam yang berangkat ke sekolah.
Ada yang berangkat sendiri menaiki sepeda pancal ataupun mengendarai sepeda motor. Ada yang diantar orang tuanya.
Ya, itu menjadi pemandangan berbeda di tempat tinggal saya. Mungkin juga di tempat tinggal sampeyan (Anda).
Sebelumnya, dalam 1,5 tahun terakhir, sulit mendapati pelajar berseragam yang berangkat sekolah di pagi hari. Lha wong mereka 'bersekolah' dari rumah. Belajar secara daring lewat layar gawai ataupun laptop.
Kini, pembelajaran tatap muka (PTM) mulai dilakukan secara bertahap dan terbatas seiring situasi pandemi Covid-19 mengalami perbaikan dan vaksinasi juga sudah gencar dilakukan. Utamanya untuk kalangan pelajar dan pengajar.
Di kabupaten tempat tinggal saya, sejak Senin (30/8) kemarin, sejumlah SMA dan sederajat sudah mulai melakukan uji coba PTM. Termasuk anak saya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Kabar bagus bagi penjual baju seragam
Nah, dimulainya kembali pembelajaran tatap muka ini ternyata menjadi kabar bagus bagi beberapa kalangan. Di antaranya penjual baju seragam sekolah.
Di masa pandemi, dagangan mereka sepi pembeli. Bahkan ketika masa tahun ajaran baru yang biasanya menjadi momen 'panen' bagi mereka. Sebab, dengan sekolah dilakukan secara daring, para orang tua tidak merasa perlu untuk membeli seragam baru.
Kembalinya pelajar belajar ke sekolah menjadi berkah bagi penjual baju seragam sekolah. Ada banyak orang tua yang berinsiatif untuk membelikan seragam baru bagi putra-putrinya.
Pemandangan itu yang saya lihat langsung kala mengantar istri ke toko baju di pasar di kota kami, siang tadi. Beberapa toko baju nampak diserbu pembeli.