Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Dear PBSI, Agar Bisa Juara Piala Uber 2020, Optimalkan 4 Bekal Ini

21 Agustus 2021   18:27 Diperbarui: 21 Agustus 2021   18:30 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Tengah pekan kemarin, Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) mengumumkan hasil undian (drawing) Piala Thomas dan Piala Uber 2020 yang akan digelar di Aarhus, Denmark pada 9-17 Oktober 2021 mendatang.

Kita tahu, untuk Piala Uber, tim putri Indonesia tergabung di Grup A bersama Jepang, Prancis, dan Jerman. Sementara untuk Piala Thomas, Indonesia satu grup dengan Taiwan, Thailand, dan Aljazair.

Bagaimana peluang tim Piala Uber untuk juara di ajang bulutangkis beregu putri yang digelar dua tahunan ini?

Entah kenapa, bila menyebut peluang tim Piala Uber, tidak sedikit dari kita yang mendadak pesimis. Sebaliknya, bila membahas tim Piala Thomas, ada optimisme.

Mungkin karena rekor penampilan tim Piala Uber Indonesia dalam dua dekade teakhir yang memang kurang bagus.

Sejak berpartisipasi tahun 1966 silam, Indonesia baru tiga kali juara Piala Uber. Ironisnya, gelar terakhir yang diraih Indonesia sudah berlalu sangat lama.

Kali terakhir tim putri Indonesia juara Piala Uber di tahun 1996 ketika mengalahkan China 4-1 di Hong Kong. Artinya, di Piala Uber, Indonesia sudah mengalami 'kemarau panjang' gelar selama 25 tahun.

Bisakah Tim Piala Uber Indonesia juara?

Bagi yang melek peta persaingan bulutangkis putri kekinian, utamanya di nomor tunggal putri dan ganda putri, pertanyan tersebut dan judul tulisan ini mungkin dianggap tidak realistis.

Sebab, secara kualitas individu, komposisi tim Indonesia sekarang kurang merata. Masih kalah komplet bila dibandingkan juara bertahan Jepang ataupun China yang sudah 14 kali juara.

Harus diakui, materi tim putri Indonesia kini memang tidak 'semewah' tahun 1996 silam ketika memiliki dua tunggal putri top, Susy Susanti dan Mia Audina. Juga ganda putri Eliza Nathanael/Zelin Resiana dan Lili Tampi/Finarsih. Plus, Meulawati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun