Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Belajar dari China "Ilmu Menangan" Tampil di Olimpiade

6 Agustus 2021   18:28 Diperbarui: 6 Agustus 2021   18:39 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda campuran China, Wang Yilyu dan Huang Dongping rebut emas bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020. (Foto: REUTERS/Leonhard Foeger) 

Awal Juli lalu, ketika Federasi Bulutangkis China menargetkan meraih minimal tiga medali emas di Olimpiade 2020, tidak sedikit badminton lovers (BL) di Indonesia yang menganggap itu berlebihan.

Tiga target medali emas dari tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran itu dinilai warganet akan sulit untuk diwujudkan. Meski namanya target ya boleh-boleh saja.

Pasalnya, peta bulutangkis dunia memang tidak lagi dikuasai China. Dari lima nomor, mungkin hanya ganda campuran yang dikuasai China. Sebab, mereka punya pasangan yang menempati ranking 1-2 dunia.

Sementara persaingan di tunggal putra dan tunggal putri masih sangat terbuka. Adapun untuk ganda putra diprediksi akan menjadi milik Indonesia. Sementara di ganda putri, Jepang punya dua pasangan yang menjadi kandidat kuat peraih medali emas.

Namun, ketika cabang olahraga bulutangkis di Olimpiade 2020 selesai di pertandingkan pada awal pekan kemarin, kita hanya bisa mengenang kembali hal itu.

Kita lantas berujar, ternyata China, dalam hal ini tim bulutangkis mereka, memang tidak pernah main-main dalam menetapkan target di Olimpiade.

Betapa tidak, China mampu menempatkan semua wakilnya di final. Mereka meraih dua medali emas dan tiga medali medali perak di bulutangkis Olimpiade 2020.

Ketika dua ganda campuran China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yilu/Huang Dongping berhasil tampil di final dan pertandingannya menjadi salah satu yang paling menarik dilihat di bulutangkis Olimpiade 2020, kita mungkin masih menganggapnya wajar. Lha wong mereka memang pasangan ranking 1-2 dunia.

Ketika tunggal putri Chen Yufei bisa ke final dan mampu mengalahkan Tai Tzu-ying untuk meraih medali emas, itu juga tidak terlalu mengherankan. Sebab, Chen Yufei memang salah satu pemain yang bisa meruntuhkan dominasi Queen TTY di tunggal putri.

Namun, ketika Chen Long (32 tahun) yang awalnya tidak begitu dijagokan (meski berstatus juara bertahan) lantas bisa ke final tunggal putra, itu sebuah kejutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun