Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Akhiri Dominasi Ganda Putri China, Greysia/Apriyani Raih Medali Emas Olimpiade

2 Agustus 2021   14:57 Diperbarui: 2 Agustus 2021   15:08 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda putri Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu meraih medlai emas Olimpiade 2021 (2/8). REUTERS/Hamad I Muhammad 

Dan itu berlanjut lagi di Olimpiade 2004. Pasangan Jo Novita/Lita Nurlita dikalahkan unggulan 1, Yang Wei/Zhang Jiewen di putaran II. Yang/Zhang akhirnya meraih medali emas.

Situasi yang seperti kutukan itu kembali dirasakan ganda putri Indonesia, Vita Marissa/Liliyana Natsir yang tampil di Olimpiade 2008 di Beijing. Mereka kalah dari Yang Wei/Zhang Jiewen di putaran pertama.

Lantas, Greysia Polii memulai perjuanganya di Olimpiade 2012. Namun, Olimpiade di London itu berakhir pahit. Greysia/Meiliana Jauhari yang berpeluang lolos ke perempat final, didiskualifikasi karena dituding 'pilih lawan'.

Lalu, di Olimpiade 2016, Greysia Polii yang berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari dan merupakan peraih medali emas Asian Games 2014, juga terhenti di perempat final usai kalah dari ganda China, Tang Yuanting/Yu Yang. Lagi-lagi pemain China.

Dominasi pemain China itu akhirnya terhenti di Olimpiade 2020. Adalah pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang melakukannya.
Greysia/Apriyani bahkan dua kali mengalahkan ganda putri China. 

Di perempat final, mereka mengalahkan pasangan Du Yue Li/Yinhui yang merupakan juara Asia junior 2015 lewat rubber game 21-15, 20-22, 21-17.

Dan siang tadi, di babak final, Greysia/Apriyani mampu mengalahkan Chen Qinchen/Jia Yifan yang merupakan juara dunia 2017 dengan dua game langsung.

Menang di final karena tampil tenang

Sebenarnya, dalam beberapa pertemuan terakhir, Greysia/Apriyani lebih sering kalah dari Qingchen/Yifan. Dipasangkan sejak junior membuat ganda putra China ini punya chemistry kuat dan sulit dikalahkan seperti yang pernah saya ulas di sini https://www.kompasiana.com/hadi.santoso/61069fdf06310e60aa7ef322/mengenal-chen-qingchen-jia-yifan-lawan-greysia-apriyani-di-final-ganda-putri.

Namun, final Olimpiade adalah pertandingan yang berbeda. Head to head hanyalah catatan masa lalu. Penentunya bukan lagi rekor pertemuan. Tetapi ketenangan menghadapi ketegangan final.

Dalam hal ketenangan ini, Greysia/Apriyani nampak lebih siap dari Qingchen/Yifan. Kita yang menyaksikan final itu secara langsung dari layar televisi, bisa melihatnya jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun