Tentu saja, jalan ke final tidak mudah. Ini Olimpiade. Sudah banyak pemain unggulan yang terhenti. Termasuk unggulan 1 asal Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota.
Menghadapi Lee So Hee/Shin Seung-chan, Greysia/Apri memang unggul secara head to head. Mereka lebih sering menang melawan ganda Korea itu.
Dari tujuh pertemuan, Greysia dan Apriyani menang 5 kali. Terakhir mereka bertemu di BWF World Tour Final 2020 di Thailand pada Januari lalu. Kala itu, mereka unggul rubber game dengan skor 21-17, 22-24, 21-15.
Namun, bekal itu tidak lantas membuat mereka mendominasi permainan. Karena memang, di Olimpiade, catatan rekor head t0 head terkadang tidak memberikan keuntungan bagi seorang pemain.
Yang terjadi, pertandingan di Mushasino Forest Sport Plaza di Tokyo itu berjalan sangat ketat. Sebuah laga semifinal yang menguji kesabaran seperti tipikal pertandingan ganda putri.
Betapa tidak, untuk mendapat satu poin, harus dilalui dengan adu reli puluhan pukulan. Harus punya defence solid untuk menahan beberapa kali smash lawan. Lantas, piawai menempatkan shuttlecocok ke ruang yang sulit dijangkau lawan.Â
Greysia/Apriyani bahkan cukup sering tertinggal di game pertama. Mereka tertinggal 2-5, 5-8, dan 7-10. Ganda Korea unggul di interval pertama dengan skor 11-8
Baru di interval kedua, Greysia/Apri sudah mulai panas. Mereka bisa mendapatkan tiga poin beruntun dan menyamakan skor 11-11. Dan itu menjadi titik balik bagi permainan mereka.
Greysia/Apriani lantas berbalik unggul 12-11. Bahkan, sampai unggul dua poin, 14-12.
Toh, ganda Korea bisa menyamakan skor 14-14. Dari sini pertandingan berjalan alot. Kedua pasangan bergantian unggul.
Greysia/Apriyani sempat unggul 18-16. Tiga poin lagi. Siapa sangka, ganda Korea mampu meraih tiga poin beruntun dan unggul 19-18. Toh, Greysia dan Apri tetap tenang. Mereka bisa menikung dengan menyamakan skor lalu menutup game pertama dengan kemenangan 21-19.