Namun, kondisi Shi Yuqi bakal lebih fresh. Sebab, di Grup H, dia hanya bermain sekali. Itupun pada 25 Juli lalu saat mengalahkan pemain Malta, Matthew Abela. Satu pemain di Grup H, Soren Opti asal Suriname mundur karena terpapar Covid-19.
Bandingkan dengan Jojo yang hari ini bermain habis-habisan melawan tunggal putra Singapura.
Namun, semangat untuk meraih medali emas Olimpiade rasanya bakal membuat Jojo mengalahkan capeknya. Semoga dia bisa kembali menemukan cara untuk mengalahkan Shi Yuqi.
Dalam road to final, Jonatan berada di jalur yang keras. Andai dia bisa mengalahkan Shi Yuqi, dia kemungkinan akan bertemu Viktor Axelsen di perempat final. Dengan catatan, Axelsen bisa menang atas pemain Taiwan, Wang Tzu-Wei.
Sementara jalur Ginting nampak lebih mudah. Andai bisa menang atas Tsuneyama, dia akan bertemu pemenang duel Toby Penty melawan Anders Antonsen.
Meski, tidak ada laga mudah di Olimpiade. Kento Momota sudah merasakan itu. Siapa sangka, sang unggulan 1 malah tersingkir di fase grup yang seharusnya bisa dia lewati.
Semoga saja, Ginting dan Jonatan bisa mengambil kesempatan dari tersingkirnya Momota. Mereka harus tampil enjoy. Tidak bermain seperti menggendong monyet alias terbebani.
Selamat bertanding di babak eliminasi, Ginting dan Jojo. Yuk bisa lolos ke perempat final. Siapa tahu keduanya bisa bablas ke final.
Bila begitu, keduanya berpeluang menyamai Alan Budikusuma di Olimpiade 1992 dan Taufik Hidayat di Olimpiade 2004 yang meraih medali emas tunggal putra. Salam.