Termasuk tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie yang menandai debutnya di Olimpiade dengan menang 21-8, 21-14 atas Aram Mahmoud sebagai wakil IOC Refugee Team.
Namun, skor sadis di tunggal putra itu masih tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan tunggal putri.
Tunggal putri Jepang, Akane Yamaguchi yang menjadi unggulan 4, langsung tancap gas dalam penampilan perdananya di Olimpiade. Meski, lawan yang dihadapi level permainannya jauh darinya.
Akane (24 tahun) yang berada di Grup L, menang 21-3 21-8 atas pemain Pakistan, Mahoor Shahzad. Bayangkan, satu game hanya mendapat 3 poin.
Di Grup D, pebulutangkis putri Thailand, Busanan Ongbamrungphan juga meraih kemenangan 'tega' atas wakil dari Peru, Daniela Macias dengan skor 21-4, 21-9.
Di Grup J, tunggal putri peraih medali perak Olimpiade 2016, Pusarla Sindhu asal India, menang 21-7, 21-10 atas pemain Israel, Ksenia Polikarpova.
Lalu di Grup M, tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung juga menang dengan 'skor jahat' atas pebulutangkis Myanmar, Thet Htar Thuzar. Gregoria menang 21-11, 21-8.
Namun, skor paling sadis dibuat oleh pemain-pemain Tiongkok. Di Grup G, He Bingjiao hanya membiarkan pemain Maldives, Fathimath Nabaaha Abdul Razzaq skor 21-6, 21-3.
Dan di Grup A, tunggal putri unggulan 1, Chen Yufei tanpa ampun mengalahkan wakil Mesir, Doha Hany. Yufei menang 21-5 21-3 yang menjadi skor paling sadis di bulutangkis Olimpiade 2020.
Sementara pertandingan di sektor ganda, relatif terjadi 'skor normal'. Hanya ada satu skor sadis yang terjadi di Grup B.
Yakni, saat ganda putra Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe mengalahkan ganda Nigeria, Godwin Olofua/Anuoluwapo Juwon Opeyari dengan skor 21-2, 21-7.