Dari semua itu, bekal utama Inggris untuk memburu gelar juara, mereka punya kedalaman skuad. Maknanya, Pelatih Inggris, Gareth Southgate tidak hanya mengandalkan satu pemain di beberapa posisi.
Karena pemain-pemain yang dbawa ke Euro 2020 memiliki kualitas nyaris setara, itu memudahkan Southgate untuk meracik skuad. Dia bisa mengubah skema main menyesuaikan lawan yang dihadapi. Bisa bermain dengan skema 3-4-3 atau 4-2-3-1.
Pemain yang dimainkan Southgate juga tidak itu-itu saja. Utamanya di posisi penyerangan. Sementara di posisi lainnya, pemain penggantinya juga sepadan.
Seperti saat melawan Ukraina tadi malam, Southgate untuk kali pertama memainkan Jadon Sancho (21 tahun) sebagai starter di posisi penyerang sayap kanan. Pemain anyar Manchester United itu bermain penuh.
Sebelumnya, dalam perjalanan menuju semifinal, Southgate pernah memainkan Phil Foden dan Bukayo Saka di posisi itu.
Southgate juga kembali memainkan Mason Mount sebagai gelandang serang. Sebelumnya, saat melawan Ceko, dia pernah memasang Jack Grealish sebagai pemain yang bermain di belakang striker. Hasilnya tidak mengecewakan.
Di laga melawan Ukraina, Southgate untuk kali pertama melakukan lima pergantian pemain. Henderson dan Jude Bellingham dimainkan mengisi posisi Kalvin Phillips dan Declan Rice di babak kedua. Marcus Rashford menggantikan Sterling.
Serta, Dominic Calvert-Lewin diberikan kesempatan tampil pertama di Euro. Dia menggantikan Harry Kane di menit ke-73, ketika Inggris sudah unggul 4 gol.
Itulah enaknya ketika memiliki skuad yang dalam. Ketika unggul nyaman, pelatih bisa mengistirahatkan pemain inti lebih cepat. Dan dia tidak perlu cemas karena pemain pengganti bisa tampil sama bagusnya. Minimal bisa mempertahankan keunggulan.
Inggris menghadapi Denmark di semifinal
Empat bekal itulah yang akan menjadi 'senjata' Inggris melawan Denmark di semifinal yang akan digelar di Stadion Wembley pada Rabu, 7 Juli mendatang.
