Karenanya, tidak cukup hanya membeli. Dilanjut membaca isi bukunya. Apa cerita, pesan, dan gagasan yang ingin disampaikan penulis lewat berlembar-lembar halaman di buku itu.
Memang, tidak semua orang bisa membaca buku. Lebih tepatnya punya waktu membaca buku. Utamanya bagi mereka yang jam kerjanya sedari pagi hingga sore.
Ketika sampai di rumah, badan sudah lelah. Capek. Ingin bersantai. Ingin rebahan. Bagi sebagian orang, membaca buku dianggap 'aktivitas berat'. Ada banyak orang yang memilih rebahan sambil memegang gawainya.
Namun, dengan adanya kebijakan work from home selama masa pandemi ini, seharusnya kita bisa menyisihkan sedikit waktu untuk membaca buku. Bukankah bila aktivitas membaca buku itu menyenangkan, juga bisa menambah imunitas?
Di tengah kesibukan bekerja menulis, saya pribadi juga berusaha menyempatkan waktu untuk membaca buku. Meski memang, energi membaca buku saya kini tidak sama dengan 12 tahun silam.
Dulu, ketika masih bekerja di 'pabrik koran' dan ditugaskan di Jakarta, buku adalah kawan terbaik. Karena di kos tidak ada televisi, satu-satunya hiburan ya membaca buku.
Karenanya, ketika libur sehari di akhir pekan, saya selalu menyempatkan datang ke toko buku di kawasan Matraman. Minimal membeli satu buku. Kadang bisa dua buku.
Kala itu, dalam dua atau tiga hari, bisa menghabiskan satu buku. Bacanya malam hari selepas pulang kerja. Buku jadi teman sebelum terlelap.
Kita bisa ikut membantu mempromosikan karya teman
Lantas, setelah membaca, bila memang isi bukunya bagus, bila sampean (Anda) mendapat banyak insight dari membaca buku tersebut, ya jangan berhenti di kalian. Sampaikan pesan baik itu kepada yang lain.
Bahwa, kita bisa membantu teman tersebut untuk mempromosikan buku barunya. Tidak perlu promosi dengan memakai pendekatan lawas yang harus door to door untuk menawarkan dagangannya.