Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Luis Suarez dan Pelajaran Move On dari "Lingkungan Kerja Toksik"

23 Mei 2021   09:29 Diperbarui: 23 Mei 2021   20:06 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luis Suarez merayakan golnya pada laga Liga Spanyol yang mempertemukan Atletico Madrid vs Elche di Stadion Wanda Metropolitano, Sabtu (19/12/2020).| Sumber: AFP/ OSCAR DEL POZO

Ibarat pekerja kantoran, Suarez selama bertahun-tahun merasakan dirinya bekerja di tempat yang ideal. Tempat kerja yang membuatnya bahagia.

Namun, semua cerita itu berubah di akhir musim lalu. Ketika pria asal Belanda, Ronald Koeman datang sebagai pelatih. Suarez mulai merasakan ada toksik.

Barcelona yang dulunya menyenangkan, mendadak berubah menjadi lingkungan kerja toksik baginya. Suarez dipaksa pergi. Dia "dibuang".

Memang, ada yang menyebut Suarez pergi karena dirinya meminta perpanjangan kontrak empat tahun. Tapi, manajemen Barca hanya memberinya dua tahun. Tidak ada kesepakatan.

Ada pula yang menyebut Koeman tidak lagi membutuhkan Suarez karena usianya yang sudah tua dan rentan cedera. Pada 24 Januari lalu, dia genap berusia 34 tahun.

Apapun itu, Barca tidak lagi butuh Suarez. Sebab, bila masih butuh, bila sang pemain meminta perpanjangan kontrak, tentu akan dipenuhi permintaannya.

Barcelona lantas mendatangkan penyerang berusia 29 tahun asal Denmark, Martin Braithwaite. Barca bahkan memberinya kostum nomor 9 yang sebelumnya dipakai Suarez. Seolah dia dianggap bisa menggantikan Suarez.

"What really bothered me was when they (Barcelona) told me that I was old and that I could no longer play at a high level. That's what I did not like," ujar Suarez dalam wawancara dengan France Football.

Suarez pun tidak mau terjebak dalam lingkungan kerja toksik yang bisa merusak pikiran, mood, dan berdampak pada kinerjanya di lapangan. Dia memilih pergi bila memang sudah tidak diinginkan. Daripada menghabiskan musim di bangku cadangan.

Yang terjadi, Atletico membuka pintu untuknya. Dia pindah. Media lantas memajang foto ketika Luis Suarez menahan tangis kala meninggalkan Barcelona. Cintanya memang untuk Barca. Tapi, mau bagaimana lagi. Situasi sudah berubah.

"Barca didn't value me and Atletico opened their doors for me. I will always be grateful to this club for trusting in me," sambung Suarez.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun