Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Buku, Top Up Game Online, dan Kenangan di Perpustakan SD

17 Mei 2021   14:36 Diperbarui: 18 Mei 2021   06:45 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengajak anak-anak senang membaca di era ketika bermain game di gawai menjadi kesenangan baru, tidakmulah mudah. Namun, bukan berarti tidak bisa. Selamat Hari Buku Nasional/Foto: https://regional.kompas.com/

Mengajak anak-anak suka membaca buku

Tapi, saya yakin, masih ada bocah SD yang gemar membaca buku (apa saja) sampai tuntas. Senang berlama-lama membolak-balik halaman buku. 

Meski, yang mudah dilihat oleh mata, di mana-mana kini tidak sulit menemukan anak-anak bersama gawainya.

Di desa, di warung-warung kopi, sejak pagi mereka bermain gawai. Sebab, ada wifi gratis yang membuat mereka bisa bermain game bersama teman-temannya. Mabar.

Di lingkungan perumahan, anak-anak bermain ke rumah temannya sambil membawa gawai.

Pun, ketika unjung-unjung Lebaran kemarin, anak-anak memisahkan diri dari para orang tua. Mereka asyik memainkan gawainya. Ada yang bersemangat menabung duit dari hasil salam tempat untuk bisa membeli handphone baru.

Boleh jadi, kelak ketika ada anak membaca buku, anak-anak lainnya akan memfoto dia, men-video dia, lantas mempostingnya di akun sosial media masing-masing.

Kenapa?

Karena orang membaca buku sudah dianggap aneh. Tidak umum. Unik. Bahkan mungkin dianggap lucu. Sehingga, banyak orang merasa aktivitas membaca buku itu harus diabadikan.

Tetapi memang, tidak mudah untuk menanamkan kecintaan membaca buku kepada anak-anak. Sulit untuk mengenalkan dan membuat mereka suka atau bahkan cinta kepada buku.

Sebab, pikiran mereka, kebanyakan sudah ter-setting oleh kebiasaan umum anak-anak sekarang. Bahwa, gawai memang lebih menggoda dibandingkan dengan buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun