Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Telat Datang Saat Kencan Pertama, Harus Bagaimana?

18 April 2021   16:27 Diperbarui: 20 April 2021   15:30 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wanita menunggu.| Sumber: Freepik via suar.grid.id

Seperti apa rasanya kembali bertemu kawan lama setelah hampir lima tahun tidak bertemu?

Bukan pertemuan biasa. Tetapi pertemuan kembali dengan kawan lama yang bukan lagi sebatas sebagai teman. Namun, kini sebagai pacar. Sebagai calon pasangan hidup.

Tentu saja ada rasa dag dig dug. Tapi, dag dig dug itu kalah oleh rasa rindu yang membuncah. Ingin bertemu.

Apalagi sudah lama kami tidak bertemu muka secara langsung. Sebelumnya hanya bertemu suara lewat telepon atau beradu pesan lewat SMS.

Itulah pengalaman kencan pertama saya dengan pacar yang kini sudah menjadi istri. Itu terjadi pada akhir tahun 2009 silam di Kota Malang.

Mundur beberapa tahun sebelumnya, di Kota Malang, kami dipertemukan di satu kampus. Kami teman kuliah. Bahkan pernah teman satu kelas.

Namun, hubungan selama di kampus kala itu ya sebatas teman saja. Tidak ada perasaan asmara. Tapi saya tahu dia anaknya baik. Perempuan yang smart dan nggak neko-neko.

Kalaupun ada rasa kagum, itu muncul belakangan. Saya terpesona melihat sebuah foto ketika acara yudisium jelang wisuda. Foto bareng bersama dua orang teman dan dosen. Saya juga ada di foto bareng itu.

Dia memakai baju lengan panjang berwarna merah, berjilbab hitam, dan membawa tas hitam. Anggun sekali. Aura wajahnya cerah. Saya menyimpan foto itu. Hingga kini.

Setelah diwisuda menjadi sarjana, kami menjalani kisah masing-masing. Dia melanjutkan studi S2 nya di Surabaya. Sementara saya diterima bekerja di 'pabrik koran' di Surabaya.

Meski berada di kota yang sama, kami hampir tidak pernah bertemu. Bahkan hingga dia diwisuda. Seingat saya sekali saja bertemu, ketika buka puasa bareng. Itupun tidak lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun