Termasuk menjamu Burnley (18/4) dan Fulham (15/5), serta away ke Wolverhampton di laga penutup (23/5).
Andai nanti City lantas kembali melesat dan juara, kekalahan City dari Leeds United akhir pekan kemarin, berarti hanya mem-PHP MU.
Anak asuh Ole Gunnar Solskjaer diberi 'harapan palsu'. Dibuat bergembira karena seolah punya harapan juara. Padahal, City sejatinya hanya jeda lantas kembali gas pol.
Toh, di-PHP atau tidak, kalaupun tidak juara, itu tidak akan menghapus fakta bahwa Manchester United tampil oke di Premier League musim ini.
Bila ada yang disesali adalah start mereka yang kurang oke. MU sempat kalah dari Crystal Palace, Tottenham, dan Arsenal di kandang sendiri. Andai mereka bisa gas pol sejak awal musim, ceritanya mungkin akan berbeda dari sekarang.
Satu lagi, fans MU pasti berharap Ole Solskjaer bisa memberi trofi. Kesempatan ada di Europa League.
Sebab, MU hampir pasti lolos ke semifinal usai kemenangan 2-0 di markas Granada pada leg pertama. Kamis (15/4) malam nanti, MU giliran menjamu tim asal Spanyol itu di leg II perempat final.
Sementara untuk Premier League, saya sebenarnya berharap perebutan gelar berlangsung ketat. Bahkan berakhir dramatis seperti saat City juara di musim 2011/12 silam.
Itu ending terbaik yang pernah ada di Premier League. Betapa Manchester United yang hanya tinggal menunggu beberapa menit untuk jadi juara, ternyata tidak jadi mengangkat trofi.
City yang akhirnya juara setelah Sergio Aguero mencetak gol kemenangan City atas QPR di masa injury time. Bagaimana akhir musim ini? Masih ada beberapa pekan yang patut ditunggu. Salam.