City memang lebih banyak bermain away. Dari enam laga sisa, ada empat pertandingan yang bakal dimainkan di kandang lawan. Tentu tantangannya tidak mudah.
Apalagi, fokus City juga bakal terbelah dengan jadwal di kompetisi lain. Mereka harus meladeni Chelsea pada 17 April di Piala FA. Lalu, bersua Tottenham di final Piala Liga pada 25 April. Belum lagi bila Manchester Biru mampu lolos ke semifinal Liga Champios.
MU hanya di-PHP City?
Namun, bagaimanapun, City masih berada di garis terdepan dalam perburuan gelar. Mereka masih unggul jauh dari MU.
Jangan lupa, ketika City kalah dari Leeds United, Guardiola menyimpan beberapa pemain intinya. Bek tengah Ruben Dias, full back Kyle Walker, playmaker Kevin De Bruyne, gelandang bertahan Rodri, dan pemain sayap Riyadh Mahrez, semuanya tidak dimainkan.
Dua gelandang yang tengah on fire, Ilkay Gundogan dan Phil Foden juga baru dimasukkan di menit ke-58 dan menit ke-74.
Guardiola memang lebih fokus menyambut laga perempat final kedua melawan Borussia Dortmund di Jerman pada Selasa (13/4) malam. Apalagi, City hanya mengantongi keunggulan 2-1 pada leg pertama di kandang sendiri (7/4).
Artinya, setelah laga melawan Dortmund itu, City bakal kembali all out di liga domestik. Bukan tidak mungkin, timnya Guardiola akan bisa menyapu bersih semua trofi. Piala FA, Piala Liga, dan Liga Primer.
Hitung-hitungan di atas kertas, untuk juara Premier League, City hanya butuh empat kemenangan lagi dari sisa 6 laga. Bila menang empat kali (tambahan 12 poin), poin City akan menjadi 86. Sementara poin maksimal MU 'hanya' 84.
Hitung-hitungan itu bila MU bisa menang beruntun di 7 laga sisa. Andai MU 'terpeleset, City bisa juara lebih cepat.
Sebab, jadwal laga sisa MU juga terbilang tidak mudah. MU juga bakal melakoni beberapa laga berat. Seperti away ke Leeds United (25/4), menjamu Liverpool (1/5), away ke Aston Villa (8/5), dan menjamu Leicester City (12/5).