MENCETAK satu gol indah. Gagal mengeksekusi penalti. Dan, untuk kali pertama dalam 13 tahun terakhir, tidak kebagian 'tiket' tampil di babak perempat final Liga Champions.
Itulah 'rapor' penampilan Lionel Messi di laga melawan Paris Saint Germain (PSG) pada laga leg II babak 16 besar Liga Champions, Kamis (11/3) dini hari tadi. Laga seru di Kota Paris itu berakhir 1-1.
Artinya, PSG yang menang 4-1 di markas Barcelona pada leg pertama Februari lalu, berhak lolos ke perempat final. PSG unggul agregat 5-2.
Barcelona gagal mengulang cerita indah remontada kala menghadapi PSG di babak knock out Liga Champions enam tahun silam. Kali ini, Messi dan kawan-kawan tak mampu membalik kekalahan di leg pertama.
Barcelona pun tereliminasi. Gagal lolos ke perempat final Liga Champions untuk kali pertama dalam 13 tahun terakhir. Tentu saja, itu hasil pahit bagi tim juara Eropa 1992, 2006, 2009, 2011, dan 2015 ini.
Barca mendominasi, tapi finishingnya payah
Sebenarnya, di pertandingan dini hari tadi, Barcelona bermain lebih bagus dibandingkan penampilan mereka di Nou camp pada leg pertama. Barcelona mendominasi permainan. Juga menciptakan banyak peluang.
Data statistik dari GFFN (Get French Football News) memperlihatkan Barca unggul 73 persen dalam ball posession. Anak asuh Ronald Koeman melakukan 16 kali shots yang 9 di antaranya mengarah ke gawang PSG. Bandingkan dengan PSG yang hanya bisa tiga kali melakukan shot on target ke gawang Barca.
Ousmane Dembele menjadi pemain Barcelona yang paling sering mendapatkan peluang. Sayangnya, penyerang sayap asal Prancis ini memang bukan monster gol. Penyelesaian akhirnya payah.
Tiga atau empat peluang emas yang didapatnya, malah 'diumpan' ke kiper PSG, Keylor Navas. Satu tendangannya melangit di atas gawang. Di laga itu, Barca merindukan sosok penyerang ganas seperti Luis Suarez.
Pelatih Barca, Ronald Koeman rasanya perlu mencari "pemain nomor 9" yang ganas di musim depan. Bila tidak, pemandangan membuang peluang seperti di Paris itu rasanya masih akan sering berulang.