KEJUTAN menghebohkan terjadi di Bundesliga Jerman pada akhir pekan kemarin. Bayern Munchen yang memimpin klasemen, kalah 1-2 dari Eintracht Frankfurt.
Sebenarnya, kalah dalam kompetisi itu hal biasa. Semua tim bisa kalah. Semua tim bisa menang.Â
Tidak ada aturan, tim kecil dilarang mengalahkan tim besar. Apa iya, tim yang tidak terkenal seperti Eintracht Frankfurt tidak boleh menang dari tim tenar seperti Bayern.
Namun, di Bundesliga, Bayern terlanjur dicap sebagai 'penguasa' liga. Lha wong mereka selalu juara dalam delapan tahun terakhir. Apalagi, mereka bertambah superior sejak dilatih Hans-Dieter Flick.
Dua pekan lalu, Bayern Munchen berstatus tim juara dunia. Mereka memenangi FIFA Club World Cup 2021 di Qatar usai mengalahkan klub Meksiko, Tigres UANL 1-0 di final.
Bayern meraih sixtuple. Enam trofi. Meraih semua trofi yang bisa diraih sebuah tim dalam kalender satu tahun. Menyamai pencapaian Barcelona di era Pep Guardiola pada 2009 silam.
Karenanya, kekalahan dari Frankfurt itu jadi sorotan. Ada penggemar bola yang meresposnnya wajar. Pemain-pemain Bayern dianggap masih 'lelah' setelah baru pulang dari Qatar. Mereka baru tampil di final 12 Februari lalu.
Apalagi, Bayern tengah dihantam badai cedera. Thomas Muller, Sergei Gnabry, Benjamin Pavard, Douglas Costa, dan Corentin Tolisso, semuanya tengah menjalani perawatan. Semuanya Cedera.
Namun, ada juga yang menganggap kekalahan itu menjadi sinyal kejatuhan Bayern. Pertanda bahwa tim-tim pesaing telah menemukan celah kelemahan Bayern. Tahu caranya mengalahkan mereka.
Bayern pesta gol di Roma
Tim Italia, Lazio, juga ikut senang. Mereka mungkin berterima kasih kepada Frankfurt. Sebab, jelang menjamu Bayern di Liga Champions, Lazio seperti menemukan tutorial cara mengalahkan Bayern.