Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Dominic Calvert Lewin, Pencapaian, dan Tangisan Seorang Ibu

17 Oktober 2020   06:51 Diperbarui: 17 Oktober 2020   17:27 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampilan Dominic Calvert-Lewin bersama James Rodriguez dan Richarlison jadi ujung tombak Everton kala jumpa Liverpool pada lanjutan Premier League, Sabtu (17/10/2020). Foto diambil pada 7 Desember 2019.| Sumber: AFP/PAUL ELLIS via Kompas.com

Menonjol sejak belia, tapi tidak jadi "artis utama"

Calvert-Lewin kini tengah menikmati periode manis dalam kariernya. Padahal, sebelumnya, dia pernah "tidak dianggap". Dari sekian pemain muda berbakat di Inggris, media tidak banyak memberikan perhatian pada dia.

Ya, potensi Calvert-Lewin sebenarnya sudah terlihat sejak beberapa tahun lalu. Tiga tahun lalu, ketika Inggris jadi juara di Piala Dunia U-20 di Korea, Calvert-Lewin ikut tampil membela Inggris.

Dia mencetak dua gol. Uniknya, dua gol itu memulai dan menutup penampilan Tim Inggris Muda. Dia mencetak gol pembuka Inggris di turnamen itu ketika mengalahkan Argentina 3-0 di laga pertama. Lantas, dia mencetak gol penentu kemenangan Inggris 1-0 atas Venezuela di final.

Namun, bukan Calvert-Lewin yang menjadi sorotan utama media kala itu, melainkan rekan setimnya, Dominic Solanke yang usianya enam bulan lebih muda darinya.

Pemain lulusan akademi Chelsea yang lantas membela Liverpool ini terpilih menjadi pemain terbaik Piala Dunia U-20 dan menerima Golden Ball. Solanke juga menjadi top skor Inggris muda di turnamen tersebut dengan mencetak 4 gol. Dua gol diantaranya dicetak ke gawang Italia di semifinal.

Pendek kata, Solanke yang ketika itu belum genap berusia 20 tahun, disebut-sebut bakal menjadi calon mesin gol Inggris di masa mendatang. Bukan Calvert-Lewin.

Namun, manusia hanya bisa memprediksi berdasarkan catatan statistik ataupun penampilan kala itu. Kita tidak bisa menerka masa depan selayaknya cerita sinetron yang terkadang mudah ditebak akhir ceritanya.

Apalagi bila menyangkut karier seorang pemain muda. Ada banyak faktor yang memengaruhi. Seperti berada di klub yang tepat dan ditangani pelatih yang percaya pada anak muda. Tentunya juga kerja keras dan kemampuan untuk bersaing.

Dalam hal ini, Calvert-Lewin lebih beruntung dari Solanke. Ketika Solanke "dibuang" Liverpool ke Bournemouth di musim 2018/19, Calvert-Lewin mulai berkembang bersama pelatih asal Portugal, Mauro Silva setelah semusim sebelumnya dipoles Ronald Koeman.

Musim 2019/20 lalu, ketika Calvert-Lewin menikmati penampilan bersama Everton dengan mencetak 13 gol dari 36 penampilan, Solanke yang bermain di Bournemouth hanya bikin 3 gol dari 32 penampilan. Akhir cerita, Bournemouth terdegradasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun