Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengenal RB Leipzig, "Tim Kuda Hitam" Sebenarnya di Liga Champions

18 Agustus 2020   16:30 Diperbarui: 18 Agustus 2020   23:05 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RB Leipzig menjadi tim kuda hitam di Liga Champions musim ini. Mereka akan tampil di semifinal melawan PSG dini hari nanti/Foto: AFP/INA FASSBENDER/Kompas.com


"Kami tidak terbiasa menjadi unggulan".

Begitu kata kiper Atletico Madrid, Jan Oblak, jelang timnya menghadapi tim Jerman, RB Leipzig di perempat final Liga Champions, Jumat (14/8) dini hari lalu.

Oblak, salah satu kiper di Eropa yang paling sulit dibobol gawangnya, tidak salah. Di Liga Champions selama ini, Atletico memang lebih sering berstatus sebagai "tim kuda hitam". Bukan unggulan.

Ketika mereka tampil di final 2014 dan 2016, tidak ada yang mengira mereka bakal bisa sampai ke laga puncak. Banyak orang lebih mengunggulkan tim tenar seperti Barcelona dan Bayern Munchen, lawan mereka di semifinal.

Begitu juga ketika mereka menyingkirkan juara bertahan Liverpool di babak 16 besar lalu. Itu sebuah kejutan. Karena memang, Atletico tidak diunggulkan.

Namun, di perempat final tersebut, Atletico berbalik menjadi 'tim unggulan'. Faktor sering bermain di babak penting Liga Champions serta pelatih dan pemain yang lebih punya pengalaman, membuat mereka lebih diunggulkan ketimbang RB Leipzig.

Maklum, Leipzig, tim asal Jerman itu dianggap tim "kemarin sore" di Liga Champions. Mereka juga dilatih pelatih 'brondong'. Lha wong Julian Nagelsmann, pelatih Leipzig, baru berusia 33 tahun. Masih pantas untuk menjadi anak asuh Diego Simeone (50 tahun) di Atletico.  

Leipzig juga dipandang sebelah mata karena hanya mengandalkan pemain-pemain yang baru berusia 20 tahun-an. Terlebih, penyerang tajam mereka, Timo Werner, sudah pindah ke Chelsea.

Namun, kita tahu cerita apa yang terjadi di perempat final itu. Leipzig memperlihatkan bahwa mereka-lah tim kuda hitam sebenarnya di Liga Champions musim ini.

Selayaknya bidak kuda dalam permainan catur yang langkah mereka sulit ditebak, begitu pula Leipzig. Ketika satu arah ditutup, mereka bisa berjalan ke arah lainnya.

Ketika Atletico lebih diunggulkan untuk lolos ke semifinal, Leipzig membuka mata semua orang bahwa mereka bukanlah tim penggembira di perempat final. Ya, di stadion Estadio Jose Alvalade di Kota Lisbon, Portugal pada Jumat lalu, Leipzig bermain hebat. Mereka menang 2-1 dan akhirnya lolos ke semifinal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun