Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Belajar dari Cara Pioli "Mengambil Hati" Bos Galak AC Milan

3 Agustus 2020   15:59 Diperbarui: 3 Agustus 2020   20:56 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stefano Pioli (kanan), awalnya tidak disukai manajemen Milan dan bakal dipecat di akhir musim. Namun, seiring prestasinya membawa Milan tampil bagus, Pioli mendapat kesempatan terus melatih MIlan di musim depan/Foto: Eurosport.com

Pioli menjawab "persona non grata" dengan prestasi

Yang terjadi kemudian, Pioli ternyata tidak patah hati. Meski atasannya tak suka dirinya dan telah menyiapkan orang lain untuk menggantikannya, dia tidak uring-uringan. Justru, dia menganggap situasi tersebut sebagai berkah.

Ketika Serie A dimulai kembali pada Juni lalu, Pioli yang tahu dirinya bakal dipecat ketika kompetisi berakhir, mencoba menikmati masa-masa terakhirnya di Milan.

Siapa sangka, Pioli bisa membalik situasi itu. Dari orang yang 'dipersona non gratakan' alias tidak disukai manajemen Milan, menjadi sosok yang dicinta.

Semua itu tidak lepas dari penampilan Milan selepas jeda tiga bulan akibat pandemi. Milan dibawanya tampil ganas sejak Liga Italia kembali dilanjutkan pada 23 Juni lalu. Dari 12 penampilan, Milan tidak pernah kalah.

Milan menang 9 kali dan imbang 3 kali. Hebatnya, beberapa kemenangan itu diraih dari tim-tim kelas berat. Seperti kemenangan 2-0 atas AS Roma (28/6), 3-0 atas tuan rumah Lazio (5/7) dan mengalahkan Juventus 4-2 setelah tertinggal dua gol (8/7). Milan menutup kompetisi dengan hasil keren, menang 3-0 atas Cagliari (1/8).

Milan yang sebelumnya tercecer di peringkat 10, dibawa Pioli lolos ke kompetisi eropa usai finish di posisi 6. Meski itu "hanya" Europa League. Namun, bukan hanya itu yang membuat Milan dipuji.

Tapi, lebih kepada penampilan ganas Milan di lapangan.Pioli dianggap bisa menyatukan pemain-pemain top Milan dan memaksimalkan kemampuan mereka. Seperti Zlatan Ibrahimovic, Hakan Calhanoglu, Ante Rebic, juga Franck Kessie.

Hasil bagus Milan di lapangan itu rupanya menggugah manajemen Milan berubah. Mereka tidak menutup mata terhadap kinerja Pioli. Pada 22 Juli lalu, manajemen Milan mengumumkan bahwa mereka masih percaya pada Pioli. Ya, musim depan, Milan akan tetap dilatih Pioli. Bukan Rangnick.

Bahkan, Milanisti yang awalnya kurang sreg dengan Pioli karena menganggap dia pernah melatih Inter Milan, ikut berubah. Mereka bahkan bersuara keras agar manajemen Milan tetap mempertahankan Pioli.

Dari kisah Pioli yang naik turun naik seperti wahana roller coaster, kita bisa belajar bahwa situasi tidak disukai atasan di tempat kerja itu bukanlah musibah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun