Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kelas Daring, Internet Putus, dan Kita yang Mudah Marah karena Urusan "Receh"

27 Juli 2020   15:52 Diperbarui: 30 Juli 2020   14:33 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang siswa tengah menonton tayangan TVRI secara streaming.(KOMPAS.com/RENI SUSANTI)

Bila begitu, orang akan mudah marah-marah ketika menyampaikan komplain kepada perusahaan airnya. Bahkan, jemari juga jadi mudah menulis kalimat sumpah serapah di media sosial pribadi ataupun berkomentar di media sosial milik instansi yang menampung keluhan masyarakat.

Faktanya, kenyataan seperti itu mudah ditemui di media sosial. Tidak sedikit orang yang mengumpat dan menyebut "penghuni kebun binatang" dalam menyampaikan komplain mereka.

Kita juga sulit untuk menahan kesabaran ketika jaringan koneksi internet berlangganan di rumah mendadak mengalami gangguan. Apalagi bila gangguannya terjadi selama beberapa hari. Padahal, dalam situasi seperti ini, jaringan internet sangat penting.

Orangtua butuh koneksi internet untuk menyelesaikan maupun mengirim hasil pekerjaan dari rumah. Sementara anak-anak butuh jaringan internet untuk sekolah daring.

Situasi itu yang saya alami beberapa hari lalu. Mendadak jaringan internet di rumah "loss connect". Awalnya santai saja. Palingan hanya bermasalah beberapa jam atau seharian.

Toh, untuk urusan mengerjakan tugas sekolah daring anak-anak masih bisa menggunakan gawai yang jaringan internetnya terpisah dari rumah. Toh, untuk urusan kerja menulis juga masih bisa "dicicil" dari smartphone.

Meski itu berarti akan "memakan kuota" paketan gawai. Beda ceritanya bila memakai jaringan internet di rumah yang sudah ikut masuk hitungan tagihan bulanan.

Nah, ketika hari kedua belum ada kabar perbaikan, saya mulai 'tergoda' menelpon pihak customer service untuk menanyakan apa masalahnya dan bagaimana perbaikannya.

Maunya langsung bicara 'gas pol' di awal untuk menyampaikan keluhan karena sudah gemas ingin menanyakan beberapa hal. Namun, rasa sebal saya itu langsung melumer ketika respons dari customer service nya bagus. Terlebih ketika dia menjelaskan bahwa pihaknya tengah mengupayakan perbaikan secepat mungkin.

Kita yang mudah marah kala menyampaikan komplain

Dan memang, dalam situasi seperti itu, kita bisa dengan mudah kalap dan marah-marah. Padahal, pihak layanan pelanggan itu tidak bisa ikut memberikan jalan keluar atas keluhan yang terjadi. Tugasnya ya memang hanya menampung keluhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun