Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Dulu Permalukan Manchester City, Si Burung Kenari Kini Terdegradasi

12 Juli 2020   22:31 Diperbarui: 13 Juli 2020   03:24 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain-pemain Norwich City terkulai lemas usai dipastikan terdegradasi dari Premier League. Padahal, di awal musim, Norwich sempat tampil ganas. Mereka pernah mengalahkan Manchester City yang merupakan juara bertahan | Foto: AFP via Getty Images

Norwich City menjadi tim pertama yang terdegradasi di Liga Inggris musim 2019/20. Kekalahan 0-4 dari West Ham United di kandang sendiri, Sabtu (11/7) malam, membuat Si Burung Kenari tidak lagi bisa "berkicau" di Premier League pada musim depan.

Padahal, di awal musim ini, Norwich sempat menjadi pendatang baru yang menakutkan. Merekalah tim pertama yang mengalahkan Manchester City di musim ini. Sang juara bertahan mereka kalahkan 3-2 pada 15 September lalu.

Itu hasil mengejutkan. Di luar dugaan. Tak hanya menang, Norwich bahkan menjadi tim pertama yang mampu menjebol gawang Manchester City sebanyak tiga kali dalam satu pertandingan sejak 2013.

Kemenangan Norwich itu boleh jadi menjadi penyebab 'olengnya kapal' Manchester City di musim 2019/20 ini sehingga kemudian tertinggal jauh dari Liverpool dalam perburuan gelar Liga Inggris.

Dari hasil di markas Norwich itu, tim-tim lain sepertinya bisa melihat titik lemah City. Nyatanya, Manchester City musim ini sudah kalah sembilan kali. Itu jumlah kekalahan terbanyak City di masa kepelatihan Pep Guardiola.

Norwich tidak mampu bersaing dengan "pedagang lama"

Tapi memang, agar bertahan di kompetisi seketat Liga Inggris, yang dibutuhkan adalah penampilan konsisten sepanjang musim. Bukan sekadar kemenangan sekali yang diingat. Itu yang tidak dimiliki Norwich di musim ini.

Bila mengibaratkan Liga Inggris seperti sebuah pasar, Norwich seperti gambaran pedagang baru yang datang di pasar baru dengan persaingan ketat. Tidak mudah menjadi pendatang baru yang bersaing dengan banyak pedagang berpengalaman.

Terlebih bila pedagang-pedagang lama tersebut bermodal kuat sehingga bisa melakukan apa saja untuk 'menyulap' toko mereka jadi semenarik mungkin demi menarik calon pembeli. Tidak mudah bagi pedagang baru untuk bersaing dengan para 'pemain lama'.

Bila ingin mendapatkan perhatian calon pembeli, pedagang baru bermodal cekak tersebut harus punya strategi pemasaran jitu. Mereka harus berani berhadap-hadapan dengan para pedagang lama demi 'memancing pembeli' di kolam yang sama. Dan mereka harus melakukannya terus-menerus.

Masalahnya, para pedagang lama sebagai 'penguasa pasar', tentu saja tidak akan mau statusnya tergeser oleh orang baru. Persaingan akan sangat ketat. Yang sering terjadi, karena kalah modal, bila pedagang baru tidak punya inovasi segar untuk bersaing, mereka harus bersiap tergusur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun