Salah satu duel klasik yang paling diingat adalah pertemuan Milan dan Juve di final Liga Champions 2003 di Manchester. Kala itu, laga berakhir 0-0 dan Milan jadi juara usai menang adu penalti 3-2.
Tapi itu dulu. Kini, Milan masih mencari jati dirinya. Milan seperti orang tersesat yang tengah mencari jalan pulang. Jalan untuk menemukan identitas dirinya sebagai klub besar yang pernah disegani. Tidak hanya di Italia. Tapi juga di Eropa. Bahkan di dunia.
Kini, Milan hanya bisa memberikan gangguan kecil pada Juventus. Ya, kemenangan 4-2 tersebut bisa jadi hanya sebuah gangguan kecil untuk Juventus dalam upaya memburu gelar.
Sebab, meski kalah, Juventus sepertinya tidak akan terbendung untuk menjadi juara Liga Italia musim 2019/20 ini.
Di klasemen, Juve kini mengumpulkan 75 poin dari 31 pertandingan. Juve unggul 7 poin dari Lazio (68 poin) di peringkat 2 dengan jumlah laga sama.
Memang, dengan Serie A menyisakan 7 laga, kemungkinan apapun masih bisa terjadi. Tapi, setelah Lazio terlihat 'sakit' usai kalah beruntun di dua laga terakhir, rasanya sulit membayangkan Sang Elang bisa melewati Juve.
Ah, juara urusan nanti. Terpenting sekarang, mari berharap semoga Serie A tidak kehilangan kejutan hingga akhir musim nanti. Kejutan seperti kemenangan Milan atas Juventus dini hari tadi.
Salam.