Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kita, Elon Musk, dan Revolusi Nama Anak

18 Juni 2020   11:14 Diperbarui: 18 Juni 2020   11:07 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nama anak bos mobil listrik Tesla, Elon Musk dengan musisi Grimes sempat jadi perbincangan di media. Sertifikat kelahiran yang dirilis media AS menyebut putra keenam Elon Musk itu adalah X AE A-XII Musk/Foto: https://me.mashable.com/


Nama untuk anak adalah doa.

Sebagai orang tua, saya meyakini hal itu.

Bahwa, memberi nama untuk anak itu bukan sekadar mencari kata-kata yang bagus dan menarik, lantas dipadukan menjadi satu. Tapi juga ada harapan dari kata-kata untuk nama tersebut.

Memang, dalam sejarah manusia--terlebih di daerah tempat saya tinggal--nama untuk anak mengalami perubahan seiring dinamika zaman. Semakin maju zaman, namanya semakin keren. Namanya juga bertambah panjang.

Dulu, di zaman mbah dan orang tua saya, nama anak rata-rata hanya terdiri dari satu kata. Kebanyakan orang tua zaman dulu tidak mau ribet dalam memberi nama anaknya. Semisal nama Temu, Tani, Seger,  atau Slamet. Namanya satu kata saja. Ringkas.

Lantas, di era tahun 80-an, nama untuk anak seolah-olah di-upgrade. Tidak lagi ringkas. Jarang orang tua menamai anaknya dengan hanya satu kata. Tapi bertambah menjadi dua atau tiga kata yang dipadukan.

Nyatanya, saya dan teman-teman di sekolah dulu yang kelahiran tahun 80-an, kebanyakan namanya terdiri dari dua atau tiga suku kata.

Berikutnya, di tahun 90-an, nama untuk anak semakin berkembang. Orang tua sudah 'mau repot' untuk berpikir mencari nama bagi anaknya. Ada yang terdiri dari tiga suku kata, empat suku kata. Bahkan ada yang namanya panjang.

Malah, bagi beberapa orang tua masa kini, nama itu bagian dari gaya hidup. Nama untuk anak itu 'hal wajib' yang harus dipikirkan jauh-jauh hari sebelum kelahirannya. Jarang ada orang tua yang ketika anaknya lahir tapi belum menyiapkan nama.

Nah, tren yang terjadi, orang tua senang memberi nama anaknya dengan nama-nama keren dan panjang. Bahkan mungkin tidak pernah terpikirkan oleh orang tua pada zaman dahulu.

Dulu, ketika anak saya diterima masuk sekolah dasar, di sekolahnya diumumkan nama-nama anak yang diterima di masing-masing kelas. Dari ratusan nama, saya tidak menemukan ada anak yang namanya hanya dua suku kata. Apalagi satu saja. Minimal tiga suku kata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun