Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Ginting-Jojo Lolos ke Olimpiade, Harus Bagaimana agar Happy Ending Seperti Taufik Hidayat?

3 Juni 2020   14:24 Diperbarui: 3 Juni 2020   19:30 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua tunggal putra Indonesia, Jonathan Christie dan Anthony Ginting diharapkan bisa menapaki jejak sukses Taufik Hidayat dengan meraih medali emas di Olimpiade 2020 mendatang (Foto: INASGOC via badmintonindonesia.org)

Bandingkan bila keduanya belum dipastikan lolos dan masih harus berjuang dengan kemungkinan tidak lolos. Apalagi bila rangking mereka semisal masih di luar 16 besar. Tentunya malah bikin deg-degan. Karenanya, kabar ini menyenangkan.

Menapaki jejak sukses Taufik Hidayat
Tentu saja, kabar kelolosan ini baru awal. Bukan tujuan akhir. Sebab, bilapun tampil di Olimpiade itu menjadi mimpi bagi setiap atlet, tetapi Ginting dan Jojo tentu tidak ingin sebatas tampil di Olimpiade. Mereka ingin pulang membawa medali. Syukur-syukur bila medali emas.

Nah, bicara capaian terbaik tunggal putra Indonesia di Olimpiade, tentu tidak lepas dari nama Taufik Hidayat. Taufik meraih medali emas di Olimpiade Athena pada 2004 silam.

Memang, ada juga nama Alan Budikusuma yang meraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992. Namun, Taufik bisa dibilang lebih update bila dikaitkan dengan situasi persaingan bulutangkis era kekinian.

Untuk bisa menapaki jejak sukses Taufik Hidayat di Olimpiade, Ginting dan Jojo sebenarnya berada dalam situasi yang tidak berbeda jauh. Dulu, Taufik yang dikenal dengan smash backhand-nya yang melegenda, meraih medali emas di Olimpiade 2004 di usia 23 tahun.

Ginting pun kini berusia 23 tahun. Pada 20 Oktober nanti, dia akan genap berusia 24 tahun. Artinya, dia akan mencicipi Olimpiade pertamanya di usia 24 tahun. Sementara Jojo yang kini berusia 22 tahun, tahun depan akan tampil di Olimpiade di usia 23 tahun.

Dengan usia yang relatif sama, seharusnya stamina dan semangat Ginting dan Jojo, tidak kalah dengan semangatnya Taufik Hidayat dulu. Itu menjadi awal bagi mereka.

Memang, Taufik dulu meraih medali emas di Olimpiade keduanya. Sebelumnya, di Olimpiade 2000 di Sydney di usianya yang masih 19 tahun, Taufik terhenti di perempat final oleh pemain China, Ji Xinpeng yang akhirnya meraih medali emas.

Toh, meski baru akan menjalani debut di Olimpiade bukan berarti Ginting dan Jojo kalah dalam 'jam terbang' penampilan di arena internasional. Sebab, bila tidak keliru, mereka melahap jumlah turnamen BWF World Tour di beberapa tahun terakhir yang lebih padat dibanding era Taufik.

Artinya, secara pengalaman tanding di arena internasional, mereka bukan "pemain kaleng-kaleng". Apalagi, lawan-lawan yang bakal mereka hadapi di Olimpiade nanti, tentunya tidak asing lagi. Sebab, mereka sudah sering bertemu di turnamen BWF World Tour.

Lalu, bagaimana selanjutnya?
Tapi yang pasti, Ginting dan Jojo tidak akan bisa menjadi seperti Taufik Hidayat. Maksudnya, di Olimpiade nanti, mereka tidak akan bisa bermain seperti gayanya Taufik yang kini sudah menjadi legenda bulutangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun