Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Kevin/Marcus dan Makna Predikat "30 Bintang Asia 2020 Paling Berprestasi di Level Global" Versi Forbes

4 April 2020   07:23 Diperbarui: 5 April 2020   03:02 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda putra terbaik Indonesia, Kevin Sanjaya (paling depan) dan Marcus Gideon (dua dari kanan), masuk dalam deretan atlet Asia yang masuk Forbes 30 under 30 Asia 2020/Foto: Kompas.com

Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah resmi mengumumkan waktu penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 menjadi tanggal 23 Juli-8 Agustus 2021. Tanggal tersebut berjarak satu tahun dari rencana awal yaitu 24 Juli-9 Agustus 2020.

Karena sudah menjadi keputusan, tidak perlu meratapi penundaan tersebut. Justru, penundaan tersebut membuat persiapan Marcus dan Kevin menuju Olimpiade, semakin panjang. 

Keduanya bisa mengevaluasi penampilan, utamanya setelah kalah di final All England pada awal Maret lalu. Kita tahu, Marcus/Kevin kalah dari ganda Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe di final.

Nah, kekalahan di final All England itulah yang akan menjadi catatan utama bagi Marcus/Kevin. Apalagi, kekalahan itu semakin memperpanjang catatan kekalahan Marcus dan Kevin bila bertemu ganda putra Jepang tersebut. Sepanjang tahun 2019 lalu, Minions bahkan kalah lima kali dari Endo dan Watanabe.

Dikutip dari laman badmintonindonesia.org, kepala pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi mengatakan, waktu setahun ke depan akan dimanfaatkan untuk mengevaluasi performa tim ganda putra. Selain kekalahan beruntun Kevin/Marcus dari Endo dan Watanabe. Apalagi, ganda putra Jepang itu juga mengandaskan Hendra/Ahsan yang merupakan juara bertahan di perempat final.

Menurut Herry IP, dalam pertandingan, ada banyak faktor yang menentukan seorang pemain bisa jadi juara. Karenanya, dia akan melihat kembali bagaimana kalahnya. Menurutnya, proses ini yang lebih penting untuk pembelajaran.

"Selain cari celah kelemahan lawan, kita juga cari cara untuk perbaiki apa yang jadi kelemahan kita. Tapi kita juga jangan terlalu fokus ke satu lawan saja, masih banyak lawan yang lain yang juga harus diwaspadai," ujar Herry IP dikutip dari badmintonindonesia.org.

Ah ya, bicara prestasi di ranah global seperti bunyi tema "30 Under 30 2020: Asia’s Sports And Entertainment Stars Who Are Making Their Mark Across The Globe" dalam pencapaian Forbes tersebut, Olimpiade adalah puncaknya. Ya, bagi seorang atlet, Olimpiade adalah pencapaian paling tinggi.

Bagi Marcus dan Kevin, Olimpiade tahun depan akan menjadi pengalaman pertama bagi mereka. Minions tentu tidak ingin bernasib seperti penampilan mereka di Kejuaraan Dunia yang acapkali sial.

Sebaliknya, Marcus/Kevin tentu ingin menapaki jejak tiga pasangan seniornya yang telah tercatat dalam tintas emas sebagai ganda putra peraih medali emas Olimpiade. Yakni pasangan Ricky Subagja dan Rexy mainaky di Olimpiade Atlanta 1996, pasangan Tony Gunawan dan Candra Wijaya di Olimpiade Sydney 2000. Serta Markis Kido dan Hendra Setiawan yang meraih medali emas di Olimpiade Beijing 2008.

Pada akhirnya, kita berharap, penghargaan apapun baik dari dalam lapangan maupun dari luar lapangan, punya dampak positif bagi atlet. Termasuk pengakuan Forbes untuk Marcus dan Kevin ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun