Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Liverpool Juara dan Cerita yang Mungkin Terjadi Andai Wabah Corona Tak Mengganas

29 Maret 2020   20:43 Diperbarui: 30 Maret 2020   02:45 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andai badai virus Corona tidak mewaba dan Liga Inggris tetap berjalan, Liverpool sangat mungkin sudah merayakan gelar Liga Inggris/Foto: Premierleague.com

Liverpool berpeluang meraih dua kemenangan itu ketika menghadapi tim sekota, Everton yang seharusnya dimainkan pada 16 Maret lalu menjamu Crystal Palace di Anfield pada 21 Maret.

Ya, tanggal 21 Maret lalu, Liverpool seharusnya sudah juara bila meraih dua kemenangan. Bahkan, andai di pekan pada 16 Maret itu, mereka menang dan Manchester City ternyata kalah dari Burnley, Liverpool sudah bisa dinyatakan juara.

Namun, badai corona membuat rencana manis Liverpool itu berantakan. Karenanya, saya memahami bila Liverpudlian sebal bila kemudian muncul wacana liga dibatalkan tanpa juara. Lha wong mereka hanya butuh dua kemenangan lagi dari 9 laga.

Sebaliknya, saya tidak memahami alasan mereka yang menyebut Liga Inggris dibatalkan karena belum ada tim yang layak juara. Apalagi ditambahi asumsi bagaimana bila semisal Liverpool kalah terus dalam 9 laga, sementara City terus menang dalam 10 laga.

Dalam sepak bola, berasumsi itu boleh. Tapi jangan ngawur. Sebab, dalam sepak bola, prediksi itu harus didasarkan pada fakta dan sederet pertimbangan teknis yang terjadi pada tim-tim yang berkompetisi.

Bagaimana bisa, Liverpool yang baru kalah sekali dalam 29 laga, bisa dibayangkan akan kalah beruntun dalam sembilan kali. Sementara mereka sedang bersemangat memburu gelar yang sudah ditunggu-tunggu.

Memang, apapun bisa terjadi dalam sepak bola. Tapi, kata apapun itu juga tidak asal. Kalau apapun bisa terjadi, kurang apa Manchester City yang sedekade terakhir dihuni pemain-pemain top dan pelatih top, tapi belum pernah juara Liga Champions. Begitu juga Arsenal yang bahkan ketika era The Invicibles (tak terkalahkan) di Liga Inggris musim 2003/04, juga tak mampu jadi juara Eropa.

Bila apapun bisa terjadi dalam sepak bola, tapi mengapa Inggris yang punya kompetisi bagus dan diperkuat pemain-pemain hebat, tetapi hingga kini malah belum pernah juara Piala Eropa.

Juventus come back di Liga Champions
Andai wabah corona tidak menghadirkan kengerian di Italia, fans Juventus mungkin sudah bergembira ria di lapangan. Bergembira karena tim idolanya, mampu come back dan lolos ke perempat final Liga Champions.

Ya, seharusnya, pada 18 Maret lalu, Juventus tampil di laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions. Juve dijadwalkan menjamu tim Prancis, Olympique Lyon dengan misi membalik kekalahan 0-1 di markas Lyon pada leg I, 27 Februari lalu.

Sangat mungkin, Juventus akan come back. Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan bisa berbalik menang di kandang sendiri dengan selisih gol lebih banyak. Kemungkinan itu tidaklah berlebihan. Sebab, di musim lalu, Juventus telah memperlihatkan kemampuan membalik ketertinggalan ketika mampu come back dari Atletico Madrid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun