PR Menjaga motivasi dan mood atlet
Situasi ini ibarat grup band yang sudah jauh-jauh hari dikontrak untuk tampil di acara besar. Mereka sudah siap segalanya. Sudah berlatih intens. Menjaga kondisi. Alat-alat manggung sudah oke. Kostum tampil juga siap. Tetapi, ketika mendekati hari H, ternyata batal manggung.
Situasi seperti itu tentu memunculkan dampak psikologis. Dan situasi seperti itulah yang kini dirasakan beberapa atlet Indonesia yang sudah memastikan lolos ke Olimpiade. Ada enam atlet Indonesia yang sudah dinyatakan lolos ke Olimpiade 2020.
Mereka adalah sprinter Lalu Muhammad Zohri dari cabang olahraga (cabor) atletik, lifter Eko Yuli Irawan dari cabor angkat besi kelas 69 kg, Windy Cantika Aisah dari angkat besi kelas 49 kg, lalu Vidya Rafika dari menembak nomor air rifle putri, serta Riau Egha Agatha dan Diananda Chairunnisa dari panahan.
Selain enam atlet tersebut, beberapa pebulutangkis Indonesia juga sudah on the track untuk merebut "tiket" tampil di Olimpiade 2020. Pasalnya, poin mereka menuju Olimpiade yang merupakan akumulasi dari penampilan di turnamen BWF World Tour, sangat memungkinkan untuk lolos.
Seperti pasangan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang merupakan ranking 1 dunia dan menduduki peringkat 1 dalam pengumpulan poin, hampir pasti berangkat ke Tokyo.Â
Begitu juga pasangan senior, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang kini menempati ranking 2 dunia dan kemungkinan akan dipilih PP PBSI mendampingi Marcus/Kevin.
Kemudian di tunggal putra ada Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie yang secara peringkat, sangat mungkin lolos. Begitu juga ganda putri, Greysia Polii/Apriani Rahayu.Â
Serta, pasangan ganda campuran yang baru menjuarai All England 2020, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Termasuk pasangan Hafiz Faisal/Gloria Widjaja.
Imbas dari penundaan Olimpiade ini, mereka harus mengatur kembali siklus latihannya. Kita tahu, Di dunia olahraga, ada beberapa tahapan bagi atlet jelang tampil di kejuaraan.Â
Dari mulai latihan tahap awal, latihan serius mendekati event digelar, hingga siap tampil alias peak performance-nya sudah dipuncak demi merealisasi target/medali.
Kini, ketika mereka sudah siap tampil dan ternyata Olimpiade ditunda tahun depan, tentu menjadi tantangan bagi pengurus asosiasi/federasi masing-masing cabang olahraga untuk menjaga peak performance atletnya.