Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Setelah 121 Tahun MD Jepang Bisa Juara All England, Marcus/Kevin "Kurang Hoki"

16 Maret 2020   07:51 Diperbarui: 16 Maret 2020   17:47 2132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda putra Jepang, Yuta Watanabe (dua dari kanan) dan Hiroyuki Endo, jadi ganda putra pertama Jepang yang juara di All England setelah 121 tahun. Sementara ganda Indonesia, Marcus/Gideon, harus puas sebagai runner-up/Foto: badmintonindonesia.org

Sejak awal, di final yang juga membuat "sakit mata" karena kedua pasangan memakai kostum berwarna putih, kedua finalis saling berkejaran dalam perolehan poin. Hingga skor sama kuat 16-16. 

Sayangnya, di poin kritis ini, Marcus/Kevin malah kehilangan empat poin beruntun karena smash yang beberapa kali keluar lapangan. Utamanya smash Kevin. Ganda Jepang lantas unggul 20-16 dan mendapat game point. Marcus/Kevin bisa mendekat 18-20. Namun, smash Endo menuntaskan babak pertama.

Di game kedua, Marcus dan Kevin menguasai permainan. Mereka sempat unggul jauh 7-2 hingga unggul 11-7 di interval pertama. Lantas, mereka unggul 21-12 di game kedua.

Namun, di game ketiga, ganda Jepang justru langsung mendapatkan momentum di awal game. Mereka langsung unggul 6 poin. Toh, Marcus dan Kevin bisa menipiskan jarak hingga 9-11 di interval pertama.

Interval kedua menjadi duel yang menegangkan. Endo dan Watanabe sempat unggul 14-9 dan 15-11, tapi bisa disamakan 15-15. Ganda Jepang kembali unggul 18-16, tetapi hujaman smash beruntun dari Kevin dan Marcus membuat skor kembali sama, 18-18.

Lantas, sebuah smash ala balerina dari Kevin Sanjaya di depan net, membuat ganda Indonesia ini berbalik unggul 19-18. Kevin dan Marcus sejatinya punya momentum untuk memenangi pertandingan. Suporter Indonesia yang hadir di Birmingham Arena, juga bersorak riang.

Namun, pengembalian Kevin yang keluar lapangan, membuat skor jadi kembali sama, 19-19. Di situasi inilah, ganda Jepang mendapatkan momentum. Apalagi ketika serobotan Endo, gagal dikembalikan Kevin sehingga skor menjadi 19-20 untuk ganda Jepang.

Di sinilah puncak ketegangan. Jepang butuh satu poin lagi untuk menang. Sementara Marcus/Kevin butuh satu poin untuk menyamakan skor dan memaksa terjadi setting point (deuce).

Lalu yang terjadi, Yuta melakukan service tertuju kepada Kevin. Service rendah yang berhasil dikembalikan. Yuta lantas menempatkan bola di depan net. Dan, shuttlecock pengembalian Kevin ternyata keluar. Sebuah ending yang menyesakkan bagi ganda Indonesia. Ganda Jepang pun juara.  

Marcus/Kevin gagal meraih gelar ketiga mereka di All England setelah juara di tahun 2017 dan 2018. Meski, hasil ini jauh lebih baik dari tahun 2019 lalu ketika mereka tersingkir di putaran pertama (babak 32 besar).

Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org, Kevin mengaku sudah melakukan yang terbaik menghadapi lawan yang disebutnya konsisten dan tidak banyak melakukan kesalahan. Namun, dia menyebut kurang hoki dan kurang sabar, utamanya di poin-poin kritis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun