Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Balada Fitriani, Potret Atlet Muda yang Berprestasi Lalu Layu Sebelum Berkembang

7 Februari 2020   06:28 Diperbarui: 10 Februari 2020   13:19 3000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fitriani, dulu berprestasi kini malah krisis percaya diri| Foto: Badminton Indonesia

Siapa sangka, Ruselli malah bisa ke final. Dia bahkan mengalahkan unggulan 1 asal Thailand, Pornpawee Chocuwong di semifinal. Sayangnya, dia takluk dari pemain Malaysia, Kisona Selvaduray di final. Kisona pula yang menghentikan Gregoria di perempat final.

Penampilan jeblok Fitri di tim beregu SEA Games itulah yang boleh jadi menjadi acuan utama PBSI dalam menentukan pemain ke BATC 2020. 

Bila di SEA Games yang kelasnya baru di Asia Tenggara saja, bagaimana bila level persaingannya tingkat Asia?

Dulu berprestasi, kini krisis percaya diri
Padahal, Fitriani yang kini baru berusia 21 tahun, sempat digadang-gadang sebagai salah satu pebulutangkis masa depan Indonesia di sektor tunggal putri.

Pasalnya, pebulutangkis kelahiran Garut 27 Desember 1998 ini mampu mengukir prestasi sejak di level junior. Pecinta bulutangkis juga kepincut dengan gaya servicenya yang mirip Susi Susanti.

Dulu, di usia 16 tahun, Fitriani mampu meraih gelar Indonesia International 2015 yang merupakan turnamen BWF International Challenge. Di final, Fitri berhasil mengalahkan seniornya, Aprilia Yuswandari yang usianya terpaut 10 tahun darinya.

Di tahun itupula, Fitri berhasil menembus final Vietnam Open yang merupakan turnamen BWF Grand Prix. Levelnya lebih tinggi dari International Challenge. Di final, dia mengakui keunggulan pemain Jepang, Saena Kawakami.

Di tahun 2016, Fitri kembali berprestasi. Dia berhasil mempertahankan gelarnya di Indonesia International Challenge usai mengalahkan rekan senegaranya, Hanna Ramadini. Fitri juga mampu melaju ke final turnamen Orleans International.

Namun, di tahun 2017, penampilan Fitriani mulai naik turun. Kadang bermain bagus. Kadang bermain memble. Tidak sekalipun dia mampu ke final turnamen BWF. 

Saat diturunkan di SEA Games 2017 di Malaysia, Fitri yang menjadi tunggal pertama, gagal menyumbang poin saat melawan Malaysia di semifinal. Tim Indonesia pun gagal ke final.

Di tahun 2018, Fitri mampu tampil keren saat dipilih masuk di tim putri yang tampil di BATC 2018. Dia menyumbang poin pertama saat Indonesia menang 5-0 atas Singapura di fase grup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun