Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

OTT Bupati Sidoarjo dan Dua Pelajaran bagi Kepala Daerah

9 Januari 2020   11:01 Diperbarui: 10 Januari 2020   05:58 2200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah menggunakan rompi oranye usai ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Kamis (9/1/2020) dini hari.| Sumber: Tribunnews/Irwan Rismawan

Contohnya tentang akses jalan yang layak. Tentang pedestrian yang nyaman bagi pejalan kaki. Tentang saluran air dan rumah pompa yang mengalirkan air dan mencegah banjir ketika musim hujan dan banyak lagi.

Jadi bukan hanya tentang kesehatan dan pendidikan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Tapi bila akses jalan menuju tempat berobat ataupun ke sekolah masih belum oke, semisal bila setiap musim hujan ruas jalannya tergenang air, bagaimana bisa warganya bahagia.

Pada akhirnya, bila bisa berperan menjadi pelayan masyarakat, seorang kepala daerah akan dicintai warganya. Warganya akan merasa kehilangan seandainya pemimpinnya akan segera habis masa jabatannya.

Nah, berkorelasi dengan hal ini, sejak kemarin saya tergoda membaca beberapa komentar warganet di beberapa akun media sosial yang memberitakan tentang OTT KPK di Sidoarjo tersebut.

Dari beberapa komentar warganet, banyak dari mereka yang merespons bagus kinerja KPK. Malah, ada warganet yang merasa senang dengan kabar OTT KPK itu sembari berkomentar "usil" yang menjadi sentilan bagi Pemkab Sidoarjo sekaligus seolah menjadi luapan apa yang ingin mereka sampaikan selama ini.

Beberapa netizen lantas memaparkan bagaimana kondisi beberapa infrastruktur di Sidoarjo yang menjadi domisili mereka. Dari situ, ketahuan bila mereka memang tinggal di Sidoarjo.

Meski, ada juga yang menyayangkan. Dari beberapa obrolan dengan tetangga dan kawan, masih ada yang tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Sebab, bupati sejatinya tidak perlu seperti itu karena sudah "tidak butuh uang".

"Lha yo, Abah Ipul iku kurang sugih opo, kok yo sek gelem ngunu" (Abah Ipul--panggilan Saiful Ilah itu kurang kaya apa coba, kok malah masih mau dengan hal seperti itu)," ujar seorang kawan yang awalnya tidak percaya dengan kabar itu.

Ah, semoga, kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi kepala daerah lainnya. Sebab, katanya, menjadi pejabat itu banyak godaannya. 

Apalagi, iming-iming duit itu bisa melemahkan siapa saja selama menjadi manusia. Termasuk orang yang sudah banyak duit, masih bisa merasa kurang. Bahkan, sebelumnya, ada orang yang dalam pandangan banyak orang dianggap religius, nyatanya juga ada yang terjaring OTT KPK. 

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun