Bukankah kekalahan dalam pertandingan itu hal biasa. Siapapun bisa kalah. Termasuk pemain "World Number 1" sekalipun. Apalagi, Endo dan Watanabe juga ganda top dunia yang kini menduduki rangking 6 dunia. Jadi, kualitasnya tidak beda jauh.
Benar, dalam bulu tangkis era sekarang yang pemainnya memiliki kualitas nyaris merata, siapapun bisa saling mengalahkan. Namun, kekalahan Marcus/Kevin dari ganda putra Jepang tersebut, tidak bisa dianggap biasa saja.Â
Justru, kekalahan itu wajib diperhatikan PBSI. Para Badminton Lovers (BL) Indonesia juga banyak yang penasaran dengan kekalahan itu.
Kenapa?
Sebab, ini adalah kekalahan kelima Marcus/Kevin dari Endo/Watanabe di tahun ini. Dalam lima pertemuan di tahun ini, Marcus/Kevin selalu kalah dari pasangan ganda putra Jepang "beda generasi" tersebut.
Bahkan, di World Tour Finals 2019 yang digelar dengan sistem grup di mana setiap grup ditempati empat pemain/pasangan yang saling berhadapan, Marcus/Kevin kalah dua kali dari Endo/Watanabe.Â
Sebelumnya, mereka kalah di penyisihan grup. Juga lewat rubber game, 11-21, 21-14, 11-21. Siapa sangka, mereka kembali bertemu di semifinal. Dan lagi-lagi kalah dengan skor nyaris identik.
Sebelumnya, pertengahan November lalu, di perempat final Hong Kong Open 2019 (15/11), Marcus/Kevin juga takluk dari Endo/Watanabe lewat pertandingan tiga game selama 55 menit. itu kekalahan ketiga mereka tahun ini dari ganda Jepang tersebut.
Kekalahan pertama mereka terjadi di final Kejuaraan Asia pada akhir April 2019 di Wuhan, Tiongkok. Itu mungkin kekalahan paling buruk sepanjang karier Marcus/Kevin. Kok bisa?Â
Bayangkan, Marcus/Kevin kalah dengan "skor 3" saja. Ganda rangking 1 dunia hanya mendapat 3 poin saja dalam satu game. Ya, Endo/Watanabe menang 21-18, 21-3 untuk meraih gelar juara Asia 2019.
Lalu, pertemuan kedua mereka terjadi di perempat final Thailand Open Super 500 pada awal Agustus lalu. Marcus/Kevin kembali kalah.Â