Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Greysia Polii dan Akhir Penasaran 14 Tahun di SEA Games

10 Desember 2019   08:38 Diperbarui: 10 Desember 2019   17:46 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Greysia Polii akhirnya meraih medali emas SEA Games setelah menunggu 14 tahun. Kemarin, bersama Apriani, dia mengalahkan ganda putri Thailand di final nomor perorangan ganda putri./Foto: badmintonindonesia.org

Greysia Polii langsung berteriak senang. Kegembiraannya meledak di lapangan begitu shuttlecock pengembalian Chayanit Chaladchalam, menyangkut di net. Momen itu mengakhiri laga final ganda putri SEA Games 2019 yang berlangsung di Muntinlupa Sports Complex, Filipina, Senin (9/12) sore kemarin.

Greysia dan pasangannya, Apriani Rahayu, berhasil meraih medali emas di nomor ganda putri perorangan setelah menang straight game atas ganda putri Thailand, Chaladchalam dan Phataimas Muenwong.

Menang mudah di game pertama, 21-3, Greysia dan Apriani mendapatkan perlawanan sengit di game kedua. Ganda putri Thailand tak mau pasrah begitu saja. Jadilah perolehan poin demi poin berjalan ketat.

Greysia/Apri sempat unggul 11-7 di interval pertama. Namun, pasangan Thailand bisa menyamakan skor di angka 14-14. Berikutnya, ganda putri Indonesia selalu unggul.

Tapi, lagi-lagi, keunggulan 18-16 bisa disamakan menjadi 18-18. Namun, itu ternyata poin terakhir yang bisa diraih ganda putri Thailand di laga final tersebut. Gresyia/Apri mendapatkan dua poin beruntun.

Hingga, service terukur Apriani ketika skor 20-18, gagal dikembalikan oleh Chaladchalam. Shuttlecock menyangkut di net dan jatuh di lapangan pemain Thailand. Laga sengit di game kedua itu pun berakhir manis untuk Indonesia.

Merujuk pada alotnya game kedua, bisa dimaklumi bila Greysia/Apriani langsung berteriak girang. Saya yang menonton  final tersebut dari layar kaca, demi melihat perlawanan sengit ganda Thailand, sempat dag dig dug bila final berlanjut ke game ketiga. Toh, 'skenario' itu tidak terjadi.

Namun, ekspresi senang Greysia dan Apriani itu bukan hanya karena perasaan puas bisa memenangi laga sengit. Tapi, kemenangan itu bernilai sekeping medali emas di SEA Games.

Ya, Greysia dan Apriani berhasil meraih medali emas pertamanya di SEA Games. Sama-sama pertama. Tapi nilainya berbeda. Bila Apriani meraihnya di kesempatan keduanya tampil di SEA Games, Greysia harus menunggu selama 14 tahun.

Greysia, pemain kelahiran Jakarta yang kini berusia 32 tahun ini akhirnya bisa mengakhiri penasarannya di pesta olahraga se-Asia Tenggara itu. Dia akhirnya bisa meraih medali emas nomor perorangan SEA Games. Di masa senja kariernya. Di SEA Games terakhirnya.

Lho, kok bisa Greysia belum meraih medali emas? Bukankah Greysia pernah meraih medali emas Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, bersama Nitya Krishinda Maheswari ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun